kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

PNM kesulitan tekan bunga kredit mikro


Jumat, 03 Februari 2012 / 11:38 WIB
PNM kesulitan tekan bunga kredit mikro
ILUSTRASI. Karyawan mengabadikan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021). ANTARA FOTO/Reno Esnir


Reporter: Mona Tobing |

JAKARTA. Bunga kredit ke usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) tahun ini bakal sama dengan tahun lalu. Manajemen PNM mengaku kesulitan menurunkan tingkat bunga pinjaman itu. Penyebabnya adalah PNM juga tidak bisa menekan rasio beban biaya operasional (BOPO).

Parman Nataadmaja, Direktur Utama PNM mengatakan, bunga pembiayaan UMKM tahun 2011 lalu sebesar 1,5% fixed per bulan. Itu setara bunga efektif sebesar 36% per tahun. Ini lebih besar dari bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang hanya 20%-22% efektif per tahun. "Bunga kami lebih tinggi, karena sudah tidak bisa diturunkan," kata Parman, Kamis (2/2).

Soalnya, selama ini 70% pendanaan PNM berasal dari perbankan. Setiap tahun, perusahaan pelat merah ini mendapatkan pinjaman antara Rp 100 miliar-Rp 250 miliar dari perbankan dengan bunga sekitar 14%-17% efektif per tahun. "Itu memaksa kami harus memberi kredit berbunga dua kali lipat agar untung," jelas Parman.

Namun, mulai tahun ini manajemen menurunkan porsi pendanaan dari perbankan menjadi 60%. Sisanya, berasal dari penerbitan obligasi dan pengelolaan reksadana.

Namun, hal itu belum cukup menurunkan BOPO perusahaan. Pasalnya, PNM juga agresif membangun jaringan. Maklum, perusahaan ini baru terjun ke pasar kredit mikro mulai beberapa tahun lalu.

Tahun ini saja, PNM menambah sekitar 125 kantor, yang terdiri dari 100 kantor cabang, 25 klaster, dan 5 kantor cabang pembantu. Setiap kantor, sedikitnya membutuhkan dana sebesar Rp 100 juta. Bersamaan dengan itu, PNM menambah sekitar 1.000 tenaga kerja baru. "Akibatnya, BOPO tahun ini sama dengan dua tahun terakhir, yakni sebesar 92,3%," kata Parman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×