Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya kondisi pasar modal di tahun ini turut berdampak pada investasi yang dilakukan dana pensiun. Meski begitu, sejumlah instrumen investasi yang sudah biasa dimanfaatkan pelaku industri tercatat masih mendominasi portofolio.
Hingga sepuluh bulan pertama tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana investasi yang dikelola dana pensiun mencapai Rp 250,9 triliun.
Dari jumlah tersebut, Rp 64,1 triliun di antaranya disimpan di keranjang deposito. Artinya instrumen in punya porsi sebesar 25,5% dari total investasi yang dikelola.
Di belakangnya ada instrumen surat berharga negara (SBN) yang porsinya mencapai 22,8%. Diikuti oleh obligasi korporasi yang mencapai Rp 55 triliun atau setara 21,9% dari total dana investasi.
Porsi investasi di instrumen saham juga tak banyak bergeser yakni mencapai 11,7%. "Rata-rata investasi dana pensiun di saham tiap tahunnya memang selalu berada di kisaran 12%," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi, Senin (17/12).
Di sisi lain, penempatan dana di instrumen reksadana tercatat memiliki porsi sebesar 7,4%. Portofolio investasi di dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) juga tak banyak berubah dalam beberapa tahun ke belakang.
Wakil Ketua Perhimpunan DPLK Nur Hasan Kurniawan bilang instrumen deposito masih menjadi favorit peserta dalam membiakkan dananya.
Ia mengakui potensi imbal dari pilihan tersebut kurang optimal secara jangka panjang. Makanya edukasi untuk mendorong pemilihan portofolio di pasar modal akan terus dilakukan. Walau secara jangka pendek bisa terpengaruh oleh volatilitas pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News