kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pos Indonesia pede bisnis pengiriman dokumen naik


Jumat, 27 Oktober 2017 / 20:58 WIB
Pos Indonesia pede bisnis pengiriman dokumen naik


Reporter: Agatha Claudia Pascal | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun banyak masyarakat yang mulai beralih pada pengiriman surat melalui media elektronik, PT Pos Indonesia tidak khawatir mengenai hal ini. Pos Indonesia yakin bahwa pengiriman surat masih tetap tumbuh sekitar 5%.

“Tidak ada cerita itu menurun, yang namanya orang kirim dokumen dan pengiriman surat masih berlaku hingga saat ini. Pengiriman masih tumbuh saat ini, seperti surat resmi dan surat korporasi, masih berkirim surat. Namun surat pribadi memang berkurang, tapi kondisi ini juga sudah ada dari dulu,” jelas Eddi Santosa, Direktur Keuangan PT Pos Indonesia saat dihubungi KONTAN, Jumat (27/10).

Eddi menyampaikan bahwa pengiriman dokumen masih tumbuh 5% hingga saat ini. Korporasi adalah pengguna paling banyak dalam jasa pengiriman dokumen. Tidak hanya korporasi, Pos Indonesia juga banyak bekerjasama dengan pemerintahan untuk pengiriman dokumen dan surat.

Eddi menambahkan bahwa tidak semua pengiriman bisa menggunakan digital, ada beberapa jenis dokumen yang juga harus menggunakan fisik, seperti asuransi yang mengirimkan polis, pengiriman invoice, kontrak perbankan, dan lain-lain.

“Digital hanya se-per-sekian saja kalau untuk surat, kalau di Indonesia kita masih perlu fisiknya,” bilangnya.

Untuk pengiriman dokumen dan surat, Pos Indonesia banyak bekerjasama dengan korporasi. Selain itu, juga banyak kerjasama dengan pemerintah. Beberapa proyek pemerintah seperti kartu pemilu, lembar soal dan jawaban untuk ujian nasional, dan kartu indonesia sehat dikirimkan oleh Pos Indonesia.

Kartu Indonesia sehat sendiri dikirimkan sebanyak 24 juta alamat dalam satu kali kirim. “Pos Indonesia memiliki hingga sekitar 5.000 titik, yang kurir lain tidak bisa kirim. Jadi itu harus pakai pos, kalau kurir lain bisa jadi tidak sampai,” kata Eddi.

“Kalau surat dikirim melalui digital lalu Pos bisa turun, maka pabrik kertas bisa tutup. Jadi masih ada ruang tumbuh yang cukup signifikan, sehingga tidak terlampau menghawatirkan. Selama kita bisa mempertahankan kualitas, karena pesaing cukup banyak yang juga ada di jasa pengiriman. Kita harus kompetitif dengan mereka, kualitas terbaik, harga terbaik,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×