kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.450   35,00   0,21%
  • IDX 6.380   -139,26   -2,14%
  • KOMPAS100 926   -23,75   -2,50%
  • LQ45 725   -12,49   -1,69%
  • ISSI 196   -6,34   -3,13%
  • IDX30 379   -3,71   -0,97%
  • IDXHIDIV20 456   -5,75   -1,25%
  • IDX80 105   -2,26   -2,11%
  • IDXV30 108   -2,36   -2,13%
  • IDXQ30 124   -0,95   -0,75%

Prime Lending Rate tak efektif turunkan bunga kredit


Selasa, 14 Desember 2010 / 20:04 WIB
Prime Lending Rate tak efektif turunkan bunga kredit
ILUSTRASI. Workshop Hoax Busting


Reporter: Roy Franedya | Editor: Dupla Kartini


JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) mengumumkan prime lending rate tidak akan efektif untuk menurunkan bunga kredit. Pasalnya, bunga kredit yang ada saat ini sudah sesuai dengan mekanisme pasar.

Ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas), Sigit Pramono mengatakan, langkah BI itu sebagai konsepsi yang keliru. Menurutnya, bunga kredit bank ditentukan beberapa komponen seperti cost of fund, biaya overhead, margin dan premi resiko.

"Taruhlah cost of fund, biaya overhead dan margin bisa diturunkan melalui efisiensi, tetapi premi resiko tidak dapat diturunkan karena menyangkut loanable nasabah," ujarnya.

Lagipula, sigit menyebut tidak semua sektor usaha mempermasalahkan suku bunga kredit yang tinggi. Misalnya, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Adapun, masalah utama yang mereka hadapi adalah akses untuk mendapat pinjaman.

Sigit menambahkan jika kebijakan tersebut berasal dari suatu sektor yang mempermasalahkan tingginya bunga kredit, ada baiknya BI, berdiskusi dengan perbankan dan pemerintah.

"Dicari solusi apa yang menyebabkan sektor ini mendapatkan bunga tinggi, apakah dengan cara memotong margin bunga bank yang diganti dengan insentif pajak atau kebijakan lainnya," ujarnya.

Sigit khawatir, kebijakan ini bisa menimbulkan kesalahpahaman antara calon debitur dengan bank mengenai penentuan suku bunga (pricing). Pasalnya nasabah dikenakan bunga lebih tinggi ketimbang besaran bunga yang diumumkan perbankan di media massa.

"Premi resiko bank tak mungkin dinegosiasikan ini yang membuat bunga kredit antar setiap debitur berbeda," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×