kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Prinsipal siap menyatukan ATM dan Debet


Kamis, 19 Agustus 2010 / 07:42 WIB
Prinsipal siap menyatukan ATM dan Debet


Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test

JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) menyelaraskan atau menyatukan tiga jaringan nasional automated teller machine atawa Anjungan Tunai Mandiri (ATM), yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), PT Rintis Sejahtera (Prima) dan PT Daya Network Lestari (ALTO) bakal berjalan mulus. Sebab, para operator ATM tersebut menyatakan siap menjalankan rencana BI tersebut.

Direktur Utama ALTO, Rudy Ramly mengatakan, sebenarnya wacana ini sudah muncul sejak 3-4 tahun lalu. "Kita mendukung dan siap kalau interkoneksi ini bisa diterapkan tahun depan," kata Rudy kepada KONTAN, Rabu (18/8).

Aribowo, Kepala Biro Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI menjelaskan, penyelarasan ATM tersebut masuk dalam program bernama National Payment Gateway (NPG).

Tapi, terlepas berupa program NPG atau tidak, Rudy menyatakan dukungannya. Menurut mantan Direktur Utama Bank Bali ini, nasabah setidaknya akan memperoleh tiga keuntungan atas penyelarasan ATM tersebut.

Pertama, nasabah memperoleh biaya transaksi ATM yang murah dan bisa diterima (reasonable). Kedua, nasabah bisa menggunakan kartu ATM di bank manapun. Terakhir, sistem pembayaran ATM Indonesia yang kian efisien. "Bayangkan, untuk transaksi di dekat rumah atau depan kantor saja kita suruh bayar fee bertaraf internasional," tegas Rudy.

Meski ikut mendukung, Wakil Direktur Utama Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengingatkan, ada konsekuensi lain yang patut menjadi pertimbangan dari penerapan kebijakan itu. "Harus siap membayar setiap transaksi yang bukan di banknya karena ada interchange fee," ujar dia. BCA adalah salah satu anggota jaringan ATM Prima. Selain itu, ia mewanti-wanti, prinsipal ATM kemungkinan bakal mengalami lonjakan transaksi.

Sementara Jos Luhukay, Wakil Direktur Utama Bank Danamon menilai, hal yang patut juga menjadi perhatian adalah standardisasi. "Nanti harus ada standar, siapa saja bank yang bisa masuk dalam interkoneksi itu," tutur Jos.

Sebab penyelarasan ini akan membuat jaringan makin luas. Belajar dari penglaman, ada kemungkinan penyalahgunaan berupa pembobolan oleh satu bank kepada bank lain yang kurang menjaga keamanannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×