kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tahun 2011, BI akan sinkronisasi jaringan ATM & Debit


Rabu, 18 Agustus 2010 / 07:07 WIB
Tahun 2011, BI akan sinkronisasi jaringan ATM & Debit


Reporter: Andri Indradie, Roy Franedya | Editor: Test Test

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) bertekad akan memberi kemudahan bagi nasabah dalam penggunaan sistem alat pembayaran menggunakan kartu (APMK). Salah satunya adalah menyelaraskan (sinkronisasi) seluruh jaringan nasional mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan debit.

Menurut Aribowo, Kepala Biro Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI, program tersebut bernama National Payment Gateway (NPG). Program ini bertujuan agar nasabah bisa mengakses dana dari semua mesin ATM dan debit. "Mulai tahun depan, akan kami mulai dengan menyinkronkan tiga jaringan prinsipal kartu ATM dan debit," katanya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Tiga jaringan prinsipal kartu ATM tersebut adalah PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), PT Rintis Sejahtera (Prima), dan PT Daya Network Lestari (Alto).
Aribowo menjelaskan, NPG merupakan salah satu upaya BI menciptakan efisiensi dalam sistem pembayaran. Dalam jangka panjang, hanya akan ada satu perusahaan saja yang berfungsi sebagai switching dan menangani seluruh jaringan ATM dan debit.

Untuk masa transisi, BI akan menghubungkan tiga prinsipal yang ada. "Jadi, nanti Artajasa, Prima, dan Alto sudah bisa tersambung sehingga nasabah bisa mengakses saldonya di sembarang mesin ATM," tegasnya.

Jika program ini berhasil, nasabah bisa melakukan transaksi antar anggota tiga prinsipal ATM dan debit itu. Misalnya, nasabah Bank Mandiri di jaringan ATM Bersama bisa mentransfer dana ke rekening BCA yang menjadi anggota jaringan ATM Prima.

Bahkan, BI sudah punya rencana untuk menerapkan interkoneksi di wilayah Asia Tenggara di tahun 2013. "Sudah kami diskusikan bersama Singapura dan Malaysia. Ini untuk mendukung Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015," imbuh Aribowo.

Arya Damar, Direktur Utama Artajasa, mendukung rencana BI ini. Menurutnya, hal ini bisa membuat nasabah memperoleh layanan yang optimal dalam transaksi perbankan. Dengan program ini, Indonesia bisa mengurangi keluarnya dana nasabah ke kantong prinsipal internasional. "Saat ini, banyak prinsipal internasional yang mendapat untung dari pengiriman uang. Uang kita lari ke luar negeri karena mereka memberikan potongan biaya," tegas Arya.

Rudy Ramli, Presiden Direktur PT Daya Network Lestari, mengaku belum bisa berkomentar terhadap rencana tersebut. "Saya belum mau berkomentar dulu soal ini. Saya juga belum tahu konsepnya bagaimana," ujarnya.

Berdasarkan data BI, volume transaksi tunai kartu ATM plus debit per Juni 2010 mencapai 107,19 juta transaksi senilai Rp 76,05 triliun. Untuk transaksi interbank dan antarbank, masing-masing memiliki volume 28,39 juta transaksi senilai Rp 74,54 triliun dan 5,13 juta transaksi senilai Rp 9,02 triliun. Adapun volume transaksi belanja dengan kartu debit mencapai 8,87 juta transaksi dengan nilai Rp 5,25 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×