Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program golden visa yang baru-baru ini diluncurkan Presiden RI Joko Widodo tampaknya memberikan multiplier effect. Meskipun, utamanya, program tersebut dilakukan untuk menggenjot investasi asing.
Salah satu dampak lain yang bisa dirasakan dengan adanya program tersebut adalah likuiditas perbankan. Mengingat, saat ini industri perbankan butuh angin segar di tengah likuiditas yang mengetat.
Jika mengacu pada data Bank Indonesia (BI) pada Juni 2024, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 8,3% YoY menjadi Rp 8.448,1 triliun. Di mana, pertumbuhan tersebut sedikit lebih lambat dari bulan sebelumnya yang sekitar 8,5% YoY.
Baca Juga: Golden Visa Antara Menarik Investasi atau Mengulangi Kesalahan Negara Lain?
Adapun, saat ini PT Bank Mandiri Tbk menjadi bank yang diuntungkan dengan program ini. Sebab, bank berkode emiten BMRI ini menjadi bank pertama di Indonesia yang menyediakan layanan terintegrasi mulai dari pembukaan rekening hingga terbitnya Golden Visa.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas membenarkan bahwa program ini sangat membantu likuiditas perbankan di kondisi saat ini. Dalam hal ini, bukan hanya besarannya saja, namun program ini akan menjadi sumber pendanaan yang stabil bagi perbankan.
“Karena itu kan lima tahun, sepuluh tahun di blok, jadi dana murah jangka panjang,” ujar Rohan saat ditemui, Selasa (30/7).
Rohan pun memperkirakan bahwa sejak diresmikan pekan lalu hingga setahun ke depan, potensi dana yang masuk akan bisa mencapai Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun.
Baca Juga: Sudah Ada 300 Orang Mendaftar Golden Visa Indonesia, Jokowi: Perlu Ada Seleksi Ketat
Di mana, pada awal peluncurannya, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) mencatat telah ada 300 warga negara asing (WNA) yang mendaftar golden visa dengan potensi investasi yang masuk sekitar Rp 2 triliun.
Terlebih, Rohan mengungkapkan bahwa saat ini Bank Mandiri juga diuntungkan karena baru bank tersebut yang menjalankan program ini. “Karena secara sistem, yang siap baru Bank Mandiri,” ujarnya.
Ia bilang program ini juga tak terbatas untuk penambahan likuiditas valas saja ataupun likuiditas rupiah. Sebab, itu tergantung dengan pemilik golden visa mau menempatkan dananya dalam bentuk valas atau rupiah.