Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Prospek kredit pensiunan tampaknya masih cukup menjanjikan bagi sejumlah bank. Lihat saja, penyaluran kredit di segmen ini masih tumbuh dengan baik.
PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) misalnya berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 36,6% yoy sepanjang paruh pertama 2019. Penyaluran kredit pensiun dan pra pensiun masih merupakan mesin pertumbuhan bisnis bank debgan porsi lebih dari 90%.
Baca Juga: Jangan salah memilih perusahaan dana pensiun, begini caranya
Senior Executive Vice President Finance, Retail & Digital Banking Bank Mantap Fajar Ari Setiawan mengatakan, pihaknya masih meyakini bisa mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup signifikan sampai akhir tahun.
"Target kredit tahun 2019 minimal tumbuh 32% yoy atau mencapai Rp 20,5 triliun. Segmen kredit pensiun dan prapensiun kami menargetkan dapat tumbuh minimal menjadi Rp 18,5 triliun, " katanya pada Kontan.co.id, Jumat (16/8).
Fajar bilang, guna meningkatkan penetrasi di segmen pensiun dan prapensiun ini, Bank Mantap akan mengembangkan dan menyempurnakan platform digital sehingga lebih memudahkan pensiunan mendapatkan akses layanan finansial tanpa harus datang ke Cabang Bank Mantap, misalnya melalui Mobile Banking, Layanan Agent Branchless bekerjasama dengan agent banking Bank Mandiri serta beberapa merchant strategis.
Saat ini, Bank ini sudah bekerjasama dengan sejumlah instansi dalam menyalurkan gaji pensiun diantarnya Taspen selaku pengelola Dana Pensiun ASN, Asabri sebagai pengelola Dana Pensiun TNI/Polri serta beberapa Dapen BUMN, seperti RNI, Perkebunan dan beberapa Dapen lainnya.
Suku bunga kredit pensiun Bank Mantap saat ini masih berkisar 12%-14% disesuaikan dengan tenornya. Perseroam belum berencana untuk mengubah suku bunga kreditnya.
Baca Juga: Menghitung dana pensiun, berapa yang diperlukan?
Pada semester I, Bank Mantap berhasil mencatatkan laba bersih tumbuh 22% yoy. Hingga akhir tahun, bank ini menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan net profit minimal 20% menjadi Rp 400 miliar.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga mencatatkan hal yang sama. Kredit pensiun bank pelat ini berhasil tumbuh 13% yoy hingga Juli 2019 menjadi Rp 403 miliar. Sektor ini menyumbang porsi 12% terhadap kredit payroll perseroan.
General Manager Product Management Division BNI Donny Bima Herjuno melihat pasar kredit pensiun masih sangat besar mengingat akan selalu ada pensiunan baik dari ASN, TNI/Polri, ataupun BUMN/BUMD.
Di samping itu, Kredit Pensiun BNI dapat dipasarkan juga kepada calon pensiunan maksimal 5 tahun sebelum pensiun. "Target kredit pensiun BNI sampai akhir tahun tumbuh 30% dengan porsi terhadap payroll loan kurang lebih 15%," kata Donny.
Baca Juga: Sasar nasabah tajir, Bank Mandiri bidik pertumbuhan bisnis kartu kredit setinggi 15%
Saat ini, BNI telah bekerjasama dengan lebih dari 20 institusi/lembaga pensiun yang menjadi target pemasaran kredit pensiun. Donny bilang, pihaknya akan terus menambah kerjasama dengan instansi/lembaga pensiun baru. Adapun bunga kredit pensiun yang ditawarkan BNI saat ini sekitar 15% per tahun.
PT Bank Woori Saudara Tbk juga mencatat realisasi yang cukup bagus dari kredot pensiun dimana semester I 2019 berhasil tumbuh 17% dan menyumbang porsi 37% ke portofolio kredit perseroan.
Senada dengan Donny, Perwakilan manajemen sekaligus Tim Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova juga melihat kredit pensiun masih memiliki prospek yang bagus ke depan karena pasarnya terus tumbuh dan lebih kompetitif. "Sampai akhir tahun, segmen ini kami targetkan tumbuh 17%," ujarnya.
Adapun suku bunga yang ditawarkan Bank Woori untuk kredit pensiun sekitar 10%-14%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News