Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menyampaikan bahwa kinerja asuransi kumpulan di Prudential Indonesia masih tumbuh dan semakin diminati hingga saat ini.
Chief Partnership Distribution Officer, Prudential Indonesia, Ivy Widjaja menyebutkan beberapa sektor yang tumbuh dalam pembelian asuransi kumpulan di Prudential Indonesia antara lain perusahaan yang bergerak di bidang layanan keuangan, teknologi, jasa dan lain-lain.
“Kami mencatat 13% dari total korporasi yang membeli asuransi kumpulan di Prudential berasal dari bisnis baru. Ini berarti tetap ada growing sector yang menyadari pentingnya asuransi kumpulan untuk menjaga cashflow korporasi sekaligus menjadi daya tarik untuk retensi SDM,” kata Ivy kepada Kontan, Senin (10/2).
Selain itu, Ivy menilai, peningkatan pendapatan premi asuransi kumpulan ini didorong oleh semakin banyaknya perusahaan yang sadar mengenai pentingnya kesejahteraan karyawan melalui employee benefit.
Baca Juga: Langkah Prudential Syariah Mendorong Literasi dan Inklusi Asuransi Syariah
Untuk itu, dia menuturkan bahwa Prudential Indonesia melihat prospek pendapatan premi asuransi kumpulan masih akan terus tumbuh hingga akhir 2025. Terlebih, sudah banyak perusahaan yang memperluas manfaat asuransi dengan memberikan perlindungan kesehatan kepada keluarga karyawannya.
“Apalagi data Kementerian Kesehatan memperlihatkan jumlah biaya yang ditanggung masyarakat sebagai biaya pribadi per tahun masih terbilang tinggi yaitu 28,9% dari total belanja kesehatan Indonesia di 2023, yang artinya masih banyak masyarakat yang belum memiliki asuransi kesehatan,” ungkapnya.
Dengan begitu, Ivy bilang, kepemilikan asuransi kumpulan menjadi proteksi ganda yang melengkapi perlindungan yang juga didapatkan dari BPJS Kesehatan, di mana keduanya disediakan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
“Maka hal ini juga menjadi peluang bagi asuransi kumpulan untuk terus bertumbuh,” kata dia.
Baca Juga: Prudential Optimistis Berbagai POJK Baru Berdampak Positif Bagi Industri Asuransi
Kendati begitu, ia menyebutkan masih terdapat tantangan dalam menjalankan bisnis asuransi kumpulan, salah satunya yaitu, inflasi medis yang masih meningkat. Adapun berdasarkan survei Mercer Marsh Benefits (MMB) dalam Health Trends 2025 memproyeksikan inflasi medis akan naik 19% di tahun 2025, jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi umum yang diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 2,6%.
Menurut dia, dampak inflasi medis ini tentunya sangat terasa dengan adanya penyesuaian premi asuransi kumpulan yang mengakibatkan korporasi perlu mengalokasikan kenaikan budget yang cukup signifikan.
“Oleh karenanya penting bagi perusahaan asuransi untuk memberikan fleksibilitas kepada nasabah korporasi dalam menentukan pilihan perlindungan asuransi kesehatan yang disesuaikan dengan budget dan kebutuhan perusahaan,” ungkapnya.
Sementara itu, strategi yang dilakukan Prudential Indonesia agar kinerja asuransi kumpulan tetap tumbuh di tahun 2025 antara lain yaitu, terus berupaya meningkatkan edukasi pasar melalui webinar, pelatihan, dan lainnya mengenai manfaat yang didapat dengan memiliki asuransi kumpulan, seperti retensi karyawan, peningkatan produktivitas, dan pengurangan risiko finansial perusahaan.
Tak hanya itu, Ivy menuturkan bahwa Prudential Indonsia juga terus berkolaborasi dan mengedukasi nasabah, dalam hal ini korporasi mengenai pentingnya syarat dan ketentuan yang berlaku dalam polis asuransi.
“Ini menjadi sangat penting untuk memastikan pemberian layanan dari kami dan penerimaan manfaat dari nasabah dapat optimal sesuai dengan syarat dan ketentuan pada masing-masing polis nasabah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prudential Indonesia juga akan meningkatkan teknologi digitalisasi untuk mempermudah nasabah, mulai dari pembelian polis hingga proses klaim. Adapun hingga saat ini, perusahaan telah melakukan investasi pembaruan sistem dan teknologi yang menghadirkan otomatisasi pada proses klaim sehingga dapat menangani volume klaim yang lebih besar dengan lebih akurat.
“Yang pada akhirnya memberikan waktu penyelesaian yang lebih efisien bagi nasabah dan menghindari terjadinya fraud di kemudian hari,” tandasnya.
Baca Juga: Prudential Gandeng Stanchart Indonesia Luncurkan Produk Paydi Berbasis Dolar
Selanjutnya: Kinerja MAPI Diproyeksikan Tumbuh 16%, Begini Rekomendasi Ina Sekuritas
Menarik Dibaca: 10 Makanan Penurun Gula Darah Tinggi Terbaik yang Direkomendasikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News