Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp 5,29 triliun sepanjang 2018. Nilai ini turun 14,81% year on year (yoy) dibandingkan pencapaian di 2017 sebesar Rp 6,21 triliun.
President Director Prudential Indonesia Jens Reisch menyebut penurunan laba terjadi karena kondisi pasar saham cukup volatil sepanjang tahun lalu. Hal ini menjebabkan hasil investasi juga menurun.
Direktur Prudential Indonesia Nicholas Oliver Holder menyebut pada 2018 lalu hasil investasi Prudential Indonesia tercatat Rp 800 miliar. Padahal di 2017 perusahaan berhasil mencatatkan hasil investasi Rp 11 triliun. Memang sepanjang 2018 lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,54%.
Begitupun dengan total asset investasi Prudential turun tipis 1,77% yoy dari Rp 73,4 triliun di 2017 menjadi Rp 72,1 triliun di sepanjang tahun lalu. Namun Prudential Syariah Indonesia tetap memberikan kontribusi 11% terhadap total aset investasi baik pada 2017 maupun di 2018.
“Selain pasar investasi saham yang volatil, kita juga menempatkan beberapa dana untuk investasi digital dan teknologi informasi (IT). Saya tidak membagikan angka yang pasti jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan belanja IT 2017. Terutama terkait IT keamanan dan kita juga ingin lewat digital, polis dapat dicairkan dalam waktu 3 hingga 4 menit, ujar Jens usai pemaparan kinerja Prudential Indonesia 2018 Senin (1/4).
Tahun lalu total pendapatan premi turun 5,22% yoy dari Rp 26,8 triliun menjadi Rp 25,4 triliun di 2018. Nicholas menyebut penurunan ini terjadi lantaran adanya tantangan perekonomian di 2018.
Oleh sebab itu, Prudential Indonesia memfokuskan bisnis pada produk reguler atau pembelian premi secara bertahap dibandingkan produk single premi atau premi sekali bayar. Lantaran reguler premi dinilai lebih sustainable.
Jens menyebut mayoritas premi yang dimiliki oleh nasabahnya merupakan produk unitlink bila dibandingkan produk tradisional. Ia menyebut unitlink memberikan kontribusi terhadap aset sebesar 80%.
Total aset Prudential Indonesia pada 2018 tercatat sebesar Rp 78,9 triliun. Nilai ini turun 3,31% dari posisi 2017 sebesar Rp 81,6 triliun. “Kalau dilihat angka aset sedikit turun di 2018 ini terjadi karena kondisi pasar. Kita tidak melihat karena nasabah panik sehingga mengambil asetnya. Oleh sebab itu kami optimis untuk produk premi reguler karena bersifat jangka panjang dan lebih stabil,” jelas Jens.
Nicholas bilang klaim pada 2018 dan 2017 masih sama di kisaran Rp 12,3 triliun. Ia juga meyatakan rasio modal minimum berbasis risiko (MMBR) untuk Prudential konvensional naik dari 677% di 2017 menjadi 752% di 2018.
Pada 2019 ini, Jens menyebut pihaknya masih akan terus meningkatkan digital dan IT Prudential Indonesia. Oleh sebab itu, pihaknya masih menganggarkan belanja modal untuk digital dan IT dua kali lipat dibandingkan 2018 lalu. Lantaran digital ekonomi di Indonesia sangat berkembang pesat begitupun dengan harapan masyarakat Indonesia terhadap produk digital.
“Saya optimistis premi di 2019 akan lebih baik dari sebelumnya. Meskipun pasar masih ada volatil, kami akan terus melakukan pemasaran agar meningkatkan kesadaran bahwa proteksi dan investasi juga sama pentingnya dengan gaya hidup. Oleh sebab itu kita juga menempatkan beberapa dana pemasaran,” papar Jens.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News