Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk konsisten mendukung sektor usaha lewat dukungan pembiayaan dengan skema sindikasi. Terlihat dari posisi Bank Mandiri dalam jajaran puncak beberapa League Table Indonesian Borrower Loan kategori Mandated Lead Arranger (MLA) dalam beberapa tahun terakhir.
Pada semester I/2023, Bank Mandiri menduduki posisi pertama sebagai Mandated Lead Arranger pada Indonesia Borrower Loan dengan market share volume kredit sindikasi sebesar 11,79% dan total volume deal sebesar US$ 1,36 miliar atau setara Rp 20,62 triliun dari total kredit sindikasi.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menjelaskan, bahwa hal ini melanjutkan pencapaian kredit sindikasi Bank Mandiri sepanjang tahun 2021-2022 lalu yang senantiasa menduduki peringkat pertama sebagai Mandated Lead Arranger pada Indonesia Borrower Loan.
Selain itu, Bank Mandiri juga memperoleh penghargaan dari Asia Pacific Loan Market Association (APLMA) sebagai Syndicated Loan House of the Year - Indonesia sejak tahun 2018 hingga 2022 atau lima tahun berturut-turut.
Baca Juga: Tabungan Kembali Utuh, LPS Komitmen Jamin Simpanan Nasabah
"Pencapaian pada semester satu tahun 2023 tersebut terdiri dari penyaluran kredit pada beberapa sektor unggulan di antaranya adalah sektor energi, komoditas, infrastruktur dan manufaktur," ujar Rudi kepada kontan.co.id, Rabu (12/7).
Menurut Rudi, walaupun pasar kredit sindikasi di Indonesia & ASEAN pada semester pertama tahun 2023 ini mengalami penurunan secara volume dan jumlah deal dibandingkan dengan tahun 2022, Bank Mandiri cukup optimis bahwa pasar kredit sindikasi di Indonesia akan tetap stabil hingga akhir tahun terlepas dari faktor tahun politik & penurunan harga komoditas.
"Dengan kondisi likuiditas bank yang solid dan tingkat suku bunga saat ini, Bank Mandiri melihat beberapa perusahaan lebih memilih fund raising melalui kredit sindikasi dibandingkan dengan penerbitan surat berharga. Dengan demikian, hal tersebut berpengaruh positif pada pasar kredit sindikasi di Indonesia," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News