kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rasio Kredit Macet Bank Muamalat Terus Turun, Namun Pencadangan Mini


Selasa, 16 April 2024 / 17:50 WIB
Rasio Kredit Macet Bank Muamalat Terus Turun, Namun Pencadangan Mini
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Jakarta, Kamis (22/2/2024). (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatat tren perbaikan rasio kredit macet atau non performing financing (NPF) sepanjang lima tahun terakhir. Kondisi tersebut terjadi di saat rasio pencadangan (CKPN) yang dimiliki oleh bank ini terbilang mini.

Seperti diketahui, pembentukan CKPN oleh perbankan digunakan untuk menahan peningkatan risiko kredit macet yang dimiliki. Di mana, NPF net berasal dari NPF gross dikurangi oleh CKPN yang telah dibentuk bank.

Mengacu pada laporan keuangan di 2023, Bank Muamalat mencatat NPF net berada di level 0,66%. Angka tersebut memang terlihat membaik jika dibandingkan posisi lima tahun sebelumnya yaitu di 2019 yang menyentuh 4.30%.

Menariknya, perbaikan NPF secara signifikan terjadi pada periode 2020-2021. Sebab, dalam satu tahun tersebut, Bank Muamalat telah mampu menurunkan NPF net dari level 3,95% menjadi 0,08%.

Baca Juga: BRI Tingkatkan Peredaran Mesin EDC di Pusat Kota

Penurunan yang signifikan tersebut rasa-rasanya tak berasal dari dari CKPN yang telah dibentuk oleh bank syariah tertua di Indonesia ini. Periode Desember 2021, rasio CKPN Bank Muamalat hanya 1,47%, naik tipis dari tahun sebelumnya 1,41%.

Jika mengutip laporan tahunan Bank Muamalat di 2021, Bank Muamalat telah menjalankan upaya untuk menjaga kualitas pembiayaan yang sehat, termasuk pemulihan pembiayaan bermasalah. Upaya yang dilakukan adalah menyelesaikan aset bermasalah dari pembiayaan tersebut bekerja sama dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). 

“Untuk menjaga kualitas pembiayaan secara keseluruhan, Bank telah bekerja sama dengan mitra strategis untuk pengelolaan aset berkualitas rendah sebesar Rp10 triliun,” tulis manajemen dalam laporan tersebut, dikutip (16/4).

Sementara itu, NPF net Bank Muamalat kembali meningkat pada tahun berikutnya di 2022 menjadi 0,86%. Kenaikan NPF net tersebut pun diikuti dengan peningkatan rasio CKPN yang menjadi 1,6%.

Dalam laporan tahunan 2022, manajemen hanya menyebutkan penyaluran pembiayaan dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Meskipun, disadari ada sedikit peningkatan baik itu NPF gross maupun NPF net.

Baca Juga: Saham Bank Banten (BEKS) Terus Terpuruk, Manajemen Siapkan Langkah Ini

Untungnya, NPF net Bank Muamalat di 2023 kembali mengalami penurunan. Hanya saja, perlu diperhatikan pula kondisi rasio CKPN yang justru semakin mini di periode tersebut, bahkan terendah sepanjang lima tahun terakhir di level 1,24%.

Dengan kondisi NPF Bank Muamalat yang masih bersifat fluktuatif, Bank Muamalat tampaknya perlu kembali memupuk pencadangan lebih besar. Tujuannya, risiko kredit macet tak kembali membengkak, terlebih jika rencana akuisisi oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk benar-benar terealiasasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×