kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rasio NPL kredit otomotif terus tumbuh


Kamis, 15 Desember 2011 / 08:17 WIB
Rasio NPL kredit otomotif terus tumbuh
ILUSTRASI. Terbaru, cek promo code Roblox terbaru pekan ini bulan Januari 2021


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Tahun ini, tingginya angka rasio pembiayaan seret alias non performing loan (NPL) membayangi lini pembiayaan otomotif. Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Wiwie Kurnia pernah bilang, dari NPL industri per September sebesar 1,31%, penyumbang terbesar adalah pembiayaan konsumen, yang didominasi otomotif.

Namun, pembiayaan mobil masih bernasib lebih baik dibandingkan sepeda motor. Tahun ini banyak perusahaan pembiayaan sepeda motor harus mengerem laju pembiayaan karena lonjakan NPL. Nasib tersebut tidak menimpa multifinance mobil.

BCA Finance misalnya, hingga November lalu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 18,2 triliun. Sedikit lagi, BCA Finance bisa mencapai target Rp 19 triliun, tumbuh sekitar 20% dari pencapaian tahun lalu, sebesar Rp 15,9 triliun. Tahun depan, anak usaha Bank Central Asia (BCA) ini menargetkan pertumbuhan pembiayaan 42% menjadi Rp 27 triliun.

NPL BCA Finance masih relatif jinak. Per November, Kredit yang telat bayar lebih dari 30 hari sebesar 0,6%. Hanya naik tipis dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 0,54%. "Setelah kasus kematian nasabah Citibank, kami memperhalus penanganan konsumen yang bermasalah," jelas Roni Haslim, Presiden Direktur BCA Finance kepada KONTAN, Selasa (13/12).

Menurutnya, konsumen mobil dan sepeda motor sangat berbeda, baik dari kemampuan membayar maupun karakter. Uang muka pembiayaan mobil sebesar 10% masih sehat. Sementara persaingan semakin ketat di pembiayaan sepeda motor membuat perusahaan jorjoran memberi uang muka ringan, bahkan ada 0%. "Kalau uang muka sedemikian rendah, risiko semakin tinggi," ujar Roni.

Gimmick marketing

CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) juga mencatatkan kinerja positif. Penyaluran pembiayaan hingga November sebesar Rp 6,6 triliun. Sebagai perbandingan, pembiayaan pada periode yang sama tahun lalu hanya Rp 3,6 triliun. Target pembiayaan CNAF hingga akhir tahun ini sebesar

Rp 7,2 triliun.

Namun, akibat imbas pertumbuhan pembiayaan, NPL CNAF per November naik sedikit menjadi 0,55%, dibandingkan November tahun lalu 0,4%. "Ada risiko kredit macet di beberapa tempat, tapi masih dapat ditolerir," kata Presiden Direktur CNAF, Frengkie Natawijaya.

Frengkie sependapat dengan Roni terkait karakter konsumen mobil yang berbeda dengan motor. "Sepeda motor lebih marginal dan lebih rentan. Kalau ada masalah, akan mempengaruhi kelancaran pembayaran," ujarnya.

Frengkie sebenarnya menyesali tingginya NPL di pembiayaan sepeda motor. Maklum, sebanyak 90% penjualan sepeda motor melalui cara kredit. "Kalau NPL tinggi, industri bisa kolaps," ujarnya. Hanya 60% penjualan mobil dilakukan dengan kredit.

Apalagi uang muka 0% sering kali hanya merupakan gimmick marketing. Sebenarnya, di atas kertas ada biaya administrasi dan lain-lain. Namun, "Kalau diterapkan uang muka tinggi, pasar tidak mendukung," tambah Frengkie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×