kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rasio pencadangan masih tinggi karena bank menjaga risiko kredit


Senin, 23 Juli 2018 / 06:30 WIB
Rasio pencadangan masih tinggi karena bank menjaga risiko kredit
ILUSTRASI. Karyawan Menghitung Tumpukan Uang Rupiah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan masih hati-hati mengantisipasi risiko kredit bermasalah. Itu tercermin dari peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio, lantaran bank terus memupuk pencadangan guna menahan laju kredit bermasalah.

PT Bank Mandiri Tbk mencatat coverage ratio sebesar 136% di semester I-2018, atau lebih tinggi dibandingkan posisi 135% di paruh pertama tahun lalu. Dalam satu tahun terakhir, bank milik pemerintah ini terus menjaga coverage ratio di atas 135%.

Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri menjelaskan, pihaknya tetap menjaga coverage ratio secara konservatif, meskipun rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) semester I-2018 merupakan posisi terendah sejak kuartal I-2016.

"NPL turun, tetapi Bank Mandiri komitmen untuk menjaga coverage ratio 136,1%," katanya Jumat (20/7). Adapun biaya pencadangan yang dibentuk Bank Mandiri turun menjadi Rp 7,9 triliun per Juni 2018, dari Rp 9,3 triliun dari periode yang sama tahun lalu.

Setali tiga uang, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mencatatkan peningkatan dari sisi coverage ratio. Bank berkode saham BBNI ini memiliki coverage ratio sebesar 150,2% di semester I-2018, atau naik dari posisi 147,2% di periode yang sama tahun lalu.

Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI, mengatakan coverage ratio berada di level stabil di angka 150% pada akhir 2018. Posisi ini sengaja dilakukan BNI agar dapat menahan laju NPL yang dipatok rendah yakni 2,1% sampai 2,2%.

Menurutnya, penetapan pencadangan ini merupakan langkah pre-emptive dan konservatif BNI yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan kualitas aset di masa-masa mendatang.

Sedangkan, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memiliki coverage ratio 41,72% di akhir Juni 2018. Nixon Napitupulu, Direktur Manajemen Resiko BTN mengatakan, pencadangan tersebut untuk menekan laju NPL KPR non subsidi dan kredit konstruksi.

Hingga akhir 2018, BTN mematok coverage ratio berada di level 41% hingga 45%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×