Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berharap penurunan BI rate sebesar 50 bps dari 6,5% menjadi 6% dimasukkan sebagai pertimbangan penyusunan rencana bisnis bank (RBB) tahun 2012. Sesuai jadwal, mulai akhir bulan ini hingga Desember bank-bank akan mengumpulkan RBB-nya ke bank sentral.
Gubernur BI Darmin Nasution mengungkapkan, otoritas moneter hanya menurunkan kebijakan suku bunga acuan (BI rate), kemudian melihat-lihat Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK). Tapi, BI berharap industri perbankan menurunkan suku bunga kredit.
"Kami bertekad mencermati RBB masing-masing bank. Kalau setelah dilihat kami anggap RBB-nya tidak memasukkan faktor perubahan BI rate, kami akan memanggil bank tersebut," ujar Darmin, Jumat (11/11).
Bank sentral menilai waktu dua bulan sebelum akhir tahun cukup untuk mencermati RBB. Keputusan disetujui atau tidak-nya RBB akan dilakukan BI sebelum akhir Januari 2012. Penekanan BI adalah apakah perbankan mengakomodir penurunan BI rate dan melakukan efisiensi. Untuk efisiensi seharusnya sudah terlihat sejak 10 bulan terakhir.
Meski bakal mencermati, namun BI mengingatkan bahwa penurunan BI rate tak langsung akan menurunkan suku bunga kredit. Ada rentang waktu sampai akhirnya bank menurunkan suku bunga kreditnya sejak penurunan BI rate.
Sebelumnya, Ketua Perbanas Sigit Pramono mengatakan penurunan SBDK dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya, penurunan suku bunga simpanan, kemampuan bank melakukan efisiensi, dan premi resiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News