Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Keputusan mengejutkan yang datang dari Bank Indonesia (BI) hari ini yaitu memotong tingkat suku bunga ke 6% dari 6,5% mengantarkan BI rate ke level rekor terendah sejak Juli 2005. Penurunan ini juga diyakini terendah sepanjang sejarah.
Mengutip data yang ada di situs resmi BI, suku bunga acuan berada di rekor tertinggi yaitu 12,75%. Level tertinggi tersebut bertahan selama lima bulan berturut-turut yaitu 6 Desember 2005-5 April 2006.
Dewan Gubernur BI saat itu berpendapat bahwa masih terdapat faktor risiko baik internal maupun eksternal yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dan menimbulkan gangguan pada stabilitas makro ekonomi.
Dari sisi internal misalnya, BI mencatat beberapa hal yang berpotensi memberikan tekanan laju inflasi yang berasal dari antara lain masih tingginya ekses likuiditas, rencana kenaikan beberapa administered prices dan adanya tekanan inflasi volatile food akibat masih besarnya gangguan pasokan dan distribusi sebagai akibat bencana alam di beberapa tempat.
Dari sisi eksternal, harga minyak dunia yang tinggi masih menjadi faktor yang patut mendapat perhatian di samping faktor berlanjutnya siklus pengetatan moneter di AS yang kemungkinan lebih lama dari perkiraan.
Dari sisi perbankan, bank sentral mencatat kinerja perbankan sampai akhir Januari 2006 mengalami sedikit penurunan namun secara umum tetap baik karena masih pada level yang dapat ditoleransi dan perbankan masih dapat mengatasi risiko usaha yang dihadapinya.
Mulai turun sejak Mei 2006
Kemudian terhitung sejak 9 Mei 2006, kondisi suku bunga mulai menurun. BI Rate mengecil jadi 12,50% atau turun 25 basis poin (bps) dari tingkat sebelumnya.
Keputusan itu mencerminkan kebijakan moneter yang cenderung ketat (tight bias monetary policy). BI mengawal ketat pergerakan nilai tukar, inflasi dan kondisi moneter.
Saat itu, BI menilai nilai tukar rupiah tetap dalam tren menguat dan cenderung berada di bawah prakiraan pada awal tahun sejalan dengan masih besarnya aliran modal masuk jangka pendek.
"Dari sisi moneter, pelaksanaan kebijakan moneter secara lebih optimal sejauh ini mampu menjaga kondisi moneter di tengah masih besarnya aliran masuk modal asing," demikian pernyataan BI.
Inflasi pada April 2006 tercatat 0,05% (mtm) atau 15,1% (yoy) dan secara kumulatif sampai dengan April 2006 tercatat 2,03% (ytd).
Rekor bertahannya BI rate di rekor terendah sebelum rekor hari ini tercatat pada 5 Oktober 2009 hingga 5 Januari 2011 yaitu di level 6,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News