kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

RBS Ingin Perbesar Pangsa Pasar Kartu Kredit


Selasa, 23 Desember 2008 / 09:22 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Royal Bank of Scotland Group (RBS) berniat memperbesar pasar di Indonesia. Bank yang baru saja mengakuisisi ABN Amro itu memfokuskan ekspansi di sektor konsumsi, terutama kartu kredit. RBS memasang target pertumbuhan kredit konsumsi sekitar 10%-15% di sepanjang 2009.

Per awal Desember 2008, RBS menyalurkan pinjaman senilai Rp 900 miliar melalui kartu kredit. Nilai pinjaman kartu kredit ini setara dengan 40% dari total kredit ritel yang disalurkan RBS di Indonesia.

Direktur Retail Banking RBS, Darmadi Sutanto berharap ekspansi kartu kredit terus berkembang meskipun krisis meletus tahun depan. "Kami harapkan tahun depan penyaluran pinjaman melalui kartu kredit bisa mencapai Rp 1 triliun lebih," kata Darmadi (22/12).

Selain memperluas pasar, RBS juga menggunakan kartu kredit untuk lebih mengenalkan brand mereka ke konsumen di Indonesia. Sekaligus mereka akan menarik kartu kredit yang telah dikeluarkan ABN Amro dan menggantinya dengan kartu berlogo RBS. Penggantian logo ini dilakukan berbarengan dengan penggantian teknologi kartu dari magnetik ke chip.

Sejatinya RBS juga khawatir kredit yang mereka salurkan lewat kartu plastik ini akan menjadi kredit macet alias non-performing loan (NLP), seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Maklum, penggunaan kartu plastik di sini mayoritas untuk belanja dan berbagai kebutuhan konsumtif lain. "Karena kami khawatir NPL kartu kredit bisa bengkak, RBS akan lebih hati-hati," kata Darmadi.

Tapi dia juga memastikan bahwa hingga saat ini tingkat rasio kredit macet kartu kredit bank itu di bawah aturan Bank Indonesia yang maksimum sebesar 5%. Untuk menjaga NPL, RBS mengaku selektif menyeleksi permohonan kartu baru.

Hingga pertengahan Desember ini RBS Indonesia sudah mencetak sebanyak 340.000 kartu kredit. Sekadar catatan, ABN Amro yang diakuisisi RBS mulai memasarkan kartu kredit di Indonesia sejak 2005 silam.

Di sisi lain, RBS patut gembira karena dana masyarakat mereka sebulan terakhir ini naik sekitar 20% daripada posisi November silam. Desember ini, tambahan dana nasabah yang tersimpan di brankas RBS mencapai Rp 700 miliar. "Kebanyakan dana itu tersimpan di deposito yang menawarkan bunga 11%-12,5%," kata Darmadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×