kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Relaksasi bikin bisnis kartu kredit makin lesu


Rabu, 15 April 2020 / 17:13 WIB
Relaksasi bikin bisnis kartu kredit makin lesu
ILUSTRASI. Model memperlihatkan kartu kredit CIMB Niaga Le Club AccorHotels Card saat peluncuran di Jakarta.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan kini tengah menghitung dampak ketentuan relaksasi kartu kredit oleh Bank Indonesia yang akan mulai berlaku Mei 2020 terhadap bisnisnya.

Selasa (14/4) kemarin Bank Indonesia menerbitkan sejumlah ketentuan relaksasi terkait kartu kredit mulai dari menurunkan batas maksimum suku bunga kartu kredit menjadi 2%, menurunkan minimum pembayaran menjadi 5%, dan menurunkan denda maksimum menjadi Rp 100.000.

Baca Juga: Kabar gembira! BI pangkas bunga dan denda terlambat bayar kartu kredit

“Kebijakan tersebut tentu saja akan berpengaruh terhadap bisnis kartu kredit, tetapi saat ini prioritas utama kita adalah mendukung pemerintah dalam memberi stimulus bagi perekonomian,” kata SVP Credit Card Group PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Lila Noya kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).

Ia menilai ketentuan bank sentral tersebut bermanfaat guna menjaga kemampuan pembayaran nasabah agar tetap menunaikan kewajiban pembayaran dengan lebih leluasa, dan kualitas kreditnya tetap terjaga lancar.

Sebab ia mengaku, sejak Maret bisnis kartu kredit bank berlogo pita emas ini mulai lesu akibat pandemi Covid-19.

“Volume transaksi secara tahunan masih stabil. Namun pada Maret 2020 jika dibandingkan secara bulanan memang ada penurunan hampir 2% (mom),” sambungnya.

Sementara tahun lalu bisnis kartu kredit Bank Mandiri tumbuh mumpuni sebesar 20,1% (yoy) dengan penyaluran Rp 13,8 triliun. Segmen ini jadi salah satu penopang pertumbuhan kredit konsumsi dengan pertumbuhan 7,9% (yoy).

Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan juga mengaku pasca terbitnya ketentuan bank sentral, bisnis kartu kredit CIMB Niaga akan menurun.

“Kami masih tunggu regulasinya untuk memastikan dampak dan manfaatnya. Sementara pada kuartal I pertumbuhan kartu kredit sebenarnya masih tumbuh double digit, namun prediksi kami akan mulai menurun pada kuartal II,” katanya kepada Kontan.co.id.

Tahun lalu bisnis kartu kredit Bank CIMB Niaga juga tumbuh baik sebesar 12,8% (yoy) dengan nilai penyaluran Rp 9,70 triliun.

Sementara Ketua Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha juga mengamini kebijakan bank sentral tersebut makin bikin lesu bisnis kartu kredit di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Asyik, bunga kartu kredit turun mulai 1 Mei 2020

“Kalau suku bunga, denda, dan minimum pembayaran diturunkan memang pasti akan berdampak langsung ke pendapatan. Namun mesti dilihat kelangsungan jangka panjangnya, kebijakan Bank Indonesia ini diterbitkan untuk menjaga kemampuan nayar nasabah,” katanya kepada Kontan.co.id.

Alasannya pandemi Covid-19 serta merta mengganggu sejumlah sektor industri seperti perhotelan, akomodasi, dan pemesanan tiket yang jadi transaksi utama kartu kredit. Sementara sejumlah transaksi daring untuk belanja kebutuhan sehari-hari cenderung memiliki nilai transaksi yang lebih kecil.

Dari catatan Bank Indonesia, hingga Februari 2020 volume transaksi kartu kredit tumbuh sangat konservatif sebesar 3,43% (yoy) dengan 57,36 juta transaksi. Pun nilai transaksinya yang baru tumbuh 1,15% (yoy) senilai Rp 55,83 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×