kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Restrukturisasi Kredit BTN Semakin Mengecil, yang Geser Jadi NPL Rp 554 Miliar


Selasa, 05 Juli 2022 / 13:55 WIB
Restrukturisasi Kredit BTN Semakin Mengecil, yang Geser Jadi NPL Rp 554 Miliar
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di Bank BTN./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/04/2022.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah outstanding restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 perbankan semakin menurun. Salah satunya dicatatkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Jumlah restruktukturisasi kredit terdampak Covid-19 di bank ini tersisa Rp 37,87 triliun per Mei 2022. 

Elisabeth Novie Riswanti, Direktur Managemen Aset BTN mengatakan, jumlah outstanding restrukturisasi Covid-19 perseroan telah berkurang 5,9% dibandingkan dengan akhir tahun 2021 lalu. "Penurunan itu lebih dikarenakan debitur sudah kembali pulih dan sudah melakukan pembayaran secara rutin sesuai kewajibannya," jelasnya pada Kontan.co.id, Minggu (3/7).

Kendati begitu, penurunan restrukturisasi Covid-19 di BTN tidak seluruhnya karena debitur bangkit dan kembali normal melakukan kewajibannya membayar angsuran. Ada juga kredit yang semakin mengalami pemburukan sehingga bank menurunkan statusnya ke dalam kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL).

Baca Juga: Rights Issue BTN Dapat Restu DPR untuk Dukung Program Sejuta Rumah

Hingga Mei, kredit restrukturisasi yang bergeser dari status lancar ke NPL mencapai Rp 554 miliar, baik dari segmen konsumer, komersial, maupun UMKM.

Novie bilang, BTN telah melakukan asesmen secara berkala terhadap debitur restrukturisasi tersebut sehingga perseroan bisa memetakan kemungkinan kredit yang akan bergeser ke NPL dan mengantisipasi risikonya dengan pembentukan pencadangan. 

Baca Juga: Restrukturisasi Kredit Covid-19 Terus Melandai

Saat ini, sekitar 4%-5% dari outstanding restrukturisasi Covid-19 masuk kategori high risk. Namun, BTN sudah mengalokasikan pencadangan Rp 3,3 triliun untuk mengantisipasi resiko jika jadi NPL. 

"Evaluasi dan monitoring terhadap asesmen debitur maupun kecukupan pencadangannya akan terus dilakukan sampai dengan tahun 2023 sampai kebijakan restrukturisasi Covid-19 akan berakhir," tutup Novie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×