Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
“UMKM, dan konsumer menurut saya jadi sektor yang paling berdampak. Sehingga segmen komersial menjadi salah satu segmen yang masih memiliki peluang. Kami pun akan tetap ekspansi di segmen komersial, di sektor infrastruktur, kelistrikan, jalan,” sambung John.
Yang menarik, John bilang sumber ekspansi tidak akan berasal dari dana pihak ketiga (DPK) perseroan, sebab terjadi sedikit penurunan DPK selama 2020. Meskipun secara tahunan masih tercatat pertumbuhan 7,46% (yoy) menjadi Rp 6,05 triliun.
John bilang sumber dana buat ekspansi akan berasal dari setoran modal induk perseroan yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1 triliun tahun lalu. Suntikan modal BCA ini pula yang bikin capital adequacy ratio (CAR) perseroan sangat tebal sebesar 38,45% per Juni 2020.
“Kami tidak akan terlalu mengandalkan DPK untuk ekspansi, karena masih ada modal dari induk tahun lalu. Di sisi lain, kami juga ingin menekan komposisi deposito, karena rasio CASA kami cukup kecil sebesar 25%,” sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News