Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia merelaksasi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dari level 80%-92% menjadi 84%-94% untuk mendorong penyaluran kredit industri perbankan. Hal ini cukup positif mendorong pencapaian target pertumbuhan kredit perbankan nasional tahun 2019 yang tercatat sebesar 10%-12%.
Corporate Secretary Bank DKI Herry Djufraini mengatakan loan to funding ratio (LFR) Bank DKI berada di kisaran 91% pada Desember, sehingga mengacu ketentuan sebelum dilakukan relaksasi, rasio tersebut telah mendekati range yang ditetapkan BI (80%-92%). Namun dengan adanya relaksasi tersebut, maka Bank DKI masih memiliki ruang untuk menggenjot pertumbuhan kredit.
"Di tahun 2019, Bank DKI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 14,19% yang diiringi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 16,14% sehingga rasio LFR di akhir 2019 di kisaran 91%-92%," jelas Herry kepada Kontan.co.id Jumat (22/3).
Dengan berbagai perbaikan yang telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya, tentunya memberikan fundamental yang baik bagi Bank DKI untuk mencapai target pertumbuhan di tahun 2019.
Direktur Resiko, Strategi, dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso, menjelaskan saat ini BTN sudah tidak lagi menggunakan rasio LFR, namun telah menggunakan RIM sebagai salah satu rasio likuiditas.
"BTN memproyeksikan RIM BTN hingga akhir tahun masih akan berada pada level >100%,"jelas Mahelan kepada Kontan.co.id (22/3).
Berdasarkan data historis kemampuan BTN dalam menyalurkan kredit lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan dalam menghimpun dana masyarakat. Per Februari 2019, RIM BTN berada pada level 102,22%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News