Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah memberikan dampak terhadap kinerja bank. Salah satunya adalah tipisnya kenaikan pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII).
PT Bank BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) salah satunya yang sepanjang tahun lalu hanya mencatatkan NII sebesar Rp 3,72 triliun alias baru tumbuh 5,92% secara tahunan atau year on year (yoy).
Bila dirinci, hal ini disebabkan pendapatan bunga bersih hanya tumbuh 6,37% yoy menjadi Rp 5,13 triliun. Sementara beban bunga Bank Jatim secara persentase naik lebih tinggi mencapai 7,59% yoy menjadi Rp 1,41 triliun akhir tahun lalu.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menjelaskan hal ini lebih disebabkan kepada pertumbuhan kredit yang belum optimal. Belum lagi persaingan suku bunga di pasar kian sengit. Praktis, ruang gerak bank untuk ekspansi menjadi lebih terbatas.
Meski begitu, bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini mengatakan hal itu tidak terlalu menganggu kinerjanya secara keseluruhan. Sebab, walau beban bunga kian meningkat hal tersebut mampu diimbangi oleh tingkat rasio dana murah yang cenderung stabil.
Bila ditelisik, rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) Bank Jatim masih cukup besar, dengan posisi per 2018 ada di level 75,42%. Porsi ini meningkat dari tahun sebelumnya 69,89%.
Tahun ini bank berkode emiten BJTM tersebut memprediksi pendapatan bunga bersih akan terkerek naik. Seiring dengan pertumbuhan kredit yang diprediksi menyentuh 9,5% yoy.
Sekadar informasi saja, pada tahun 2018 Bank Jatim berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,26 triliun atau tumbuh 8,71%. Sementara kredit tercatat naik 6,74% yoy menjadi Rp 33,89 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News