kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rugi membesar, LPKR jual aset lagi


Selasa, 03 Desember 2019 / 22:24 WIB
Rugi membesar, LPKR jual aset lagi
ILUSTRASI. Pusat perbelanjaan Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (1/12).


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Rugi bersih PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membengkak pada kuartal III tahun ini. Rugi bersih LPKR membesar jadi Rp 1,72 triliun dari rugi di kuartal III-2018 Rp 779,59 miliar.

Padahal total pendapatan emiten ini masih meningkat tipis 0,07% menjadi Rp 8,27 triliun.  

Tapi beban pokok pendapatan Lippo Karawaci meningkat 13,67% secara tahunan menjadi Rp 4,99 triliun. Akibatnya, laba kotor LPKR turun 15,1% menjadi Rp 3,19 triliun.

Baca Juga: Perusahaan Hary Tanoe Akan Akuisisi Mayoritas Saham Link Net  

Penurunan laba kotor sektor properti dari tahun sebelumnya menjadi penyebab. Hingga September 2019, laba kotor sektor properti hanya mencapai Rp 540 miliar dari sebelumnya Rp 1,41 triliun. 

LPKR juga menderita rugi usaha sebesar Rp 902,41 miliar dari sebelumnya membukukan laba usaha Rp 345,97 miliar.

Ini karena pendapatan lainnya turun dari Rp 1 triliun menjadi Rp 211,54 miliar dalam sembilan bulan di 2019. Beban usaha pun meningkat 12,45% menjadi Rp 2,89 triliun.

Baca Juga: Tuntas topping off, Lippo Tower serah terima tahun 2020

Tahun depan, John Riady, CEO LPKR, lewat rilis resmi menjelaskan, LPKR akan menyelesaikan penjualan Lippo Mal Puri di pertengahan 2020.

"Kami akan fokus menjual aset dan meningkatkan kinerja bisnis inti kami," kata dia. LPKR juga akan menyelesaikan proyek yang sedang berjalan dan diharapkan selesai pada Maret. 

Seperti diketahui, menjelang akhir kuartal ketiga 2019, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terus mencatatkan kinerja positif. Berdasarkan perkiraan (forecast), Lippo diproyeksikan menjadi perusahaan pengembang dengan pendapatan tertinggi sekaligus rasio utang terendah di tahun 2019.

Secara keseluruhan, enam indikator utama menunjukkan kinerja cemerlang LPKR sebagai yang terbaik di antara para pengembang. Enam indikator tersebut adalah Revenue, Recurring Revenue, Assets, Debt to Equity Ratio, Number of Malls, dan Average Trading Volume.

Hal ini tak lepas dari rights issue yang dilakukan Lippo pada bulan Juni 2019 lalu yang berhasil meraup dana segar sebesar US$ 787 juta, atau setara dengan Rp 11,2 triliun, dan membuat Lippo merajai bisnis properti tanah air.

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi mengatakan, kinerja positif LPKR sejalan dengan tren bisnis sektor properti yang positif.

"Apalagi dari segi bunga juga saat ini masih kompetitif dan ekonomi secara makro juga masih cukup baik," kata Lanjar dalam keterangannya, Rabu (11/9).

Ia menambahkan, raihan dana rights issue yang didapat LPKR juga menjadikan struktur permodalan lebih kuat sehingga bisa lebih ekspansif.

Selain itu, LPKR juga dianggap lihai dalam membaca arah bisnis dengan menggandeng berbagai partner strategis. Dukungan konsumen yang terus percaya dengan berbagai inovasi LPKR juga menambah kekuatan perusahaan tersebut.

LPKR diproyeksikan akan membukukan pendapatan senilai Rp 13,5 triliun sepanjang tahun 2019, naik 22% dari Rp11,057 triliun di tahun sebelumnya. Pendapatan LPKR meningkat pesat di saat beberapa pengembang lain bahkan tidak mampu menyamai pendapatan tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×