kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.753   58,00   0,35%
  • IDX 8.303   27,56   0,33%
  • KOMPAS100 1.157   2,54   0,22%
  • LQ45 846   1,60   0,19%
  • ISSI 286   0,36   0,13%
  • IDX30 445   1,20   0,27%
  • IDXHIDIV20 513   1,13   0,22%
  • IDX80 130   0,32   0,25%
  • IDXV30 138   0,18   0,13%
  • IDXQ30 141   0,18   0,13%

Saham anjlok, imbal hasil DPLK terkoreksi


Selasa, 29 September 2015 / 17:36 WIB
Saham anjlok, imbal hasil DPLK terkoreksi


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kondisi pasar modal yang memerah meninggalkan kinerja investasi yang berbeda-beda di tiap pengelola dana pensiun lembaga keuangan (DPLK). Ada yang mencatatkan return of investment (RoI) yang positif, namun tak sedikit juga yang menukik tajam.

Nur Hasan Kurniawan Wakil Ketua Perkumpulan DPLK bilang berdasarkan informasi dari pelaku usaha, tingkat hasil investasi yang dicatatkan industri memang bervariasi. Kalaupun ada yang positif, RoI yang diperoleh pun tidak terlalu tinggi.

RoI tertinggi yang berhasil dicatat dari awal tahun hingga saat ini disebutnya hanya mencapai sekitar 6%. "Tapi ada juga beberapa yang imbalnya justru negatif," kata dia, Selasa (29/9).

Menurutnya perbedaan RoI tiap pengelola DPLK ini tak lepas dari pilihan peserta dalam penempatan dana investasi. Di industri ini, alokasi instrumen investasi memang diserahkan sepenuhnya kepada peserta.

Sementara terkoreksinya pasar saham menjadi salah satu faktor terbesar dari imbal yang tak rendah ini. Sementara yang masih mengandalkan deposito, imbalnya masih bisa positif meski tidak besar.

Sekadar informasi, hingga akhir bulan Juli, industri DPLK memiliki aset investasi sebesar Rp 41,4 triliun. Dari jumlah itu sebesar 57,4% di antaranya dialokasikan ke instrumen time deposit. Lalu porsi surat utang pemerintah dan obligasi masing-masing sebesar 19,6% dan 12,9%.

Meski imbal hasilnya masih jongkok, namun Nur Hasan menegaskan peserta tak perlu khawatir. Karena kebutuhan dana pensiun adalah dana jangka panjang. "Sementara pasar modal juga lebih menguntungkan untuk investasi jangka panjang," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×