kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham bank mini terbang tersulut aturan bank digital


Selasa, 24 Agustus 2021 / 06:20 WIB
Saham bank mini terbang tersulut aturan bank digital


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham bank mini kembali bergerak liar sejak Jumat (20/8) setelah sempat terkoreksi satu pekan sebelumnya. Bahkan ada yang naik hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) berturut-turut dalam dua hari terakhir.

Saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) misalnya terbang hingga ARA dalam dua hari perdagangan terakhir pasca adanya keterbukaan informasi bahwa pemilik bank ini akan melakukan divestasi.

Saat ini proses divestasi itu disebut masih dalam tahap finalisasi dan keputusannya akan segera diumumkan dalam waktu dekat.

BNBA ditutup naik 24,7% ke level Rp 1,565 pada Senin (23/8). Dalam tiga bulan saham bank ini sudah  naik 73% dan terhitung sejak akhir tahun sudah melesat 314%.

Saham PT Bank Neo Commerce Tbk juga naik menyentuh ARA ditutup di level Rp 1,680. Saham Bank Ganesha Tbk (BGTG) melonjak 14,5%, saham PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) naik 8,9%, PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) melesat 10,1%.

Baca Juga: IHSG Menguat di Awal Pekan, Mengapa?

Bank-bank tersebut merupakan bank dengan modal inti masih di bawah Rp 2 triliun. Sesuai ketentuan, bank umum wajib memenuhi modal inti Rp 2 triliun pada akhir 2021. Artinya deadline penambahan modal tinggal empat bulan lagi.

Menurut Pengamat ekonomi digital dari INDEF Nailul Huda, salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga saham-saham bank mini tersebut dirilisnya aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait bank umum yang didalamnya mengatur terkait bank digital.

"Kalau perusahaan teknologi mau buat bank digital baru maka akan membutuhkan modal inti Rp 10 triliun. Kalau kerja sama dengan bank kecil yang sudah ada maka hanya dibutuhkan modal Rp 3 triliun. Jadi perusahaan teknologi akan lebih baik kerjasama atau mengakuisisi bank kecil," jelasnya pada Kontan.co.id, Senin (23/8).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengungkapkan, minat investor masuk ke perbankan Indonesia cukup besar, termasuk investor asing. Dia bilang, ada beberapa saat ini yang sedang mengajukan izin.

Tingginya minat tersebut menurutnya lantaran bisnis bank di Indonesia masih seksi yang ditandai dengan kondisi Net Interest Margin (NIM) yang cukup bagus dibandingkan kawasan regional. Begitu pula dengan kondisi CAR masih cukup bagus.

"Banyak sekali investor yang melirik. Tetapi OJK tetap selektif memberikan izin. Kami akan melihat bagaimana investor itu membawa akan banknya ke depan. Juga tentunya yang paling penting adalah bagaimana kontribusi terhadap ekonomi dan kemampuan keuangannya. Terakhir juga nanti akan dilakukan uji kelayakan dan kepatuhan," katanya.

OJK memastikan semua bank mini sudah dalam tahapan memenuhi modal inti Rp 2 triliun. Kalaupun masih ada yang memiliki modal inti Rp 1 triliun, proses pemenuhan permodalan sudah berjalan di jalurnya.

Baca Juga: IHSG diprediksi melanjutkan penguatan pada Selasa (24/8)

Heru tidak mengungkapkan siapa saja investor yang akan masuk memperkuat modal bank-bank mini tersebut. Dia  hanya mengatakan, bahwa nama calon-calon investor yang akan masuk sudah banyak beredar di pasar.

Sea Group salah satu yang dikabarkan mengincar untuk mencaplok bank lokal setelah berhasil mengakusisisi Bank Kesejahteraan Ekonomi yang kini berganti nama jadi Sea Bank. Amazon, raksasa e-commerce milik Jeff Bezos, juga disebut-sebut mau mengembangkan bank digital di Indonesia.

Sementara Kredivo dikabarkan akan meluncurkan bank digital bernama Lime. Perusahaan financial teknologi ini merupakan pemegang saham PT Bank Bisnis Internasional Tbk yang berencana menjadi bank digital. "Kemungkinan kami arahnya jadi bank digital," ujar Paulus Wijaya Sekretaris Bank Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×