Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kondisi deflasi, penurunan daya beli masyarakat, hingga penurunan kelas menengah yang terjadi saat ini, tidak berdampak langsung pada bisnis kartu kredit perbankan. Pasalnya bank lebih fokus menyasar segmen nasabah affluent atau nasabah kelas atas untuk menjaga bisnis tetap sustain.
Ambil contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), transaksi kartu kredit bank pelat ini merah masih mampu tumbuh sekitar 5% secara tahunan (year on year/yoy) per Agustus 2024.
Namun, GM Divisi Bisnis Kartu BNI, Grace Situmeang, tidak menampik adanya penurunan nilai transaksi di sektor barang dan jasa.
Baca Juga: Kredit BRIguna Berikan Akses Mudah Modal Bisnis Bagi Pegawai dan Profesional
"Nilai transaksi Kartu Kredit BNI mampu tumbuh sekitar 5%, meskipun terdapat penurunan nilai transaksi di sektor barang dan jasa di antaranya supermarket & groceries, otomotif, dan elektronik," ungkap Grace kepada Kontan, Selasa (24/9).
Grace menyebut, pertumbuhan bisnis kartu kredit utamanya didorong oleh transaksi nasabah pengguna dari segmen employe, profesionals, dan pengusaha. Pihaknya memproyeksikan nilai dan volume transaksi segmen nasabah ini diproyeksikan akan terus bertumbuh, seiring dengan pengembangan produk kartu kredit BNI sebagai payment solution bagi Individual dan commercial business.
Sayangnya Grace tidak merinci berapa besaran nilai dan volume transaksi kartu kredit BNI, namun dia menyebut sampai dengan Agustus 2024, jumlah volume transaksi kartu kredit BNI tercatat di atas 20 juta transaksi dengan pertumbuhan selitar 3% yoy.
Baca Juga: Hati-hati, Perbankan Harus Mewaspadai Risiko Kredit Macet dari Bisnis Paylater
"Transaksi di merchant kategori Travel related, dan leasure experience termasuk hotel, dan resto menjadi merchant favorit transaksi dengan pertumbuhan diatas 10% yoy," ungkap Grace.
Adapun saat ini, jumlah pengguna kartu kredit BNI mencapai sekitar 1,6 juta nasabah.
Senada, PT Bank Mega Tbk juga optimis terhadap pertumbuhan bisnis kartu kreditnya di tengah kondisi penurunan daya beli masyarakat saat ini.
Wakil Direktur Utama Bank Mega, Lay Diza Larentie belum lama ini mengatakan, dengan pengguna kartu kredit yang lebih dari 1,2 juta nasabah, pihaknya masih melihat adanya pertumbuhan transaksi yang cukup positif.
"Transaksi kartu kredit Bank Mega masih tumbuh, terutama berasal dari minat kelas menengah ke atas di sektor travel yang masih tinggi," ungkap Diza kepada Kontan.
Baca Juga: Transaksi Tarik Tunai Menggunakan Kartu Kredit di Sejumlah Perbankan Terus Tumbuh
Sayangnya Diza tidak merinci berapa nilai transaksi kartu kredit Bank Mega, namun dia menyebut pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis kartu kredit sebesar 10% yoy sampai akhir tahun 2024.
Selain Bank Mega, ada PT Bank UOB Indonesia yang baru ini meluncurkan kartu kredit yang berkolaborasi dengan Telkomsel, juga optimistis terhadap pertumbuhan bisnis kartu kreditnya.
Cards and Payment Head UOB Indonesia Herman Soesetyo mengatakan, kondisi deflasi yang terjadi saat ini memang berdampak pada daya beli masyarakat secara umum. Namun pihaknya mengaku, dengan target market yang menyasar kalangan affluent, sehingga hal ini tidak berdampak langsung kepada bisnis kartu kredit UOB.
"Kalau di UOB kami tidak melihat ada pengaruhnya secara signifikan ke kartu kredit," ungkap Herman belum lama ini.
Lebih lanjut Herman bilang pihaknya menargetkan pertumbuhan yang lebih cepat pada bisnis kartu kredit, selaras dengan pertumbuhan market.
Baca Juga: Jumlah Kantor Cabang Perbankan Terus Menyusut, Bank BUMN Paling Banyak
Di sisi lain, dari segmen syariah, Bank Mega Syariah baru saja merilis produk kartu kreditnya yang disebut Syariah Card.
Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo mengatakan, potensi kartu kredi segmen syariah masih sangat besar, mengingat belum ada bank umum syariah yang masuk ke segmen bisnis kartu kredit/pembiayaan.
Meksi begitu, Yuwono mengatakan, pihaknya tetap melihat track record dari para peminat Syariah Card dengan melihat kualitas kreditnya yang terdahulu.
"Jadi kalau mau pengajuan kartu kredit Syariah Card ini harus sudah punya kartu kredit sebelumnya, jadi kami melihat bagaimana kualitas kreditnya selama ini," ungkap Yuwono kepada Kontan.
Baca Juga: Transaksi Kartu Kredit Tetap Merekah di Tengah Maraknya Bisnis Paylater
Lebih lanjut Yuwono menyebut, pihaknya menargetkan pengguna Syariah Card hingga akhir tahun 2024 bisa capai 40.000 kartu dengan nilai transaksi lebih dari Rp 300 miliar. Adapun strateginya yakni dengan akuisisi melalui sales officer atau sales cabang ke perusahaan yang telah menjadi debitur Bank Mega Syariah atau perusahaan nasional dan multinasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News