kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SBN dan Deposito Jadi Pilihan Investasi Industri Dana Pensiun


Selasa, 24 Mei 2022 / 16:40 WIB
SBN dan Deposito Jadi Pilihan Investasi Industri Dana Pensiun
ILUSTRASI. Dana pensiun.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah adanya tantangan global terkait kenaikan inflasi dan suku bunga, industri dana pensiun diperkirakan masih mampu meningkatkan aset investasi yang dimiliki. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset investasi dana pensiun masih tumbuh 5,8% yoy menjadi Rp 321,45 triliun per Maret 2022.

Surat Berharga Negara (SBN) menempati posisi pertama untuk porsi investasi terbesar dengan nilai Rp 93,4 triliun atau berkontribusi 29%. Selanjutnya, ada Deposito berjangka memiliki porsi investasi sebesar 26% dengan nilai Rp 84,04 triliun.

Di posisi ketiga, ada Obligasi Korporasi yang memiliki porsi 19% atau senilai Rp 60,68 triliun. Menariknya, porsi untuk Obligasi Korporasi ini sejatinya turun dari periode sama tahun lalu yang memiliki porsi 21%.

Tak cukup berbeda, beberapa pelaku industri juga banyak menempatkan investasinya di SBN maupun Deposito. Ambil contoh, DPLK BNI yang lebih banyak investasi di Deposito dengan porsi 56% dan pada SBN dengan porsi 26%.

Baca Juga: MA Tunda Pelantikan Anggota Dewan Komisioner OJK Periode 2022-2027

“Posisi Dana Kelolaan DPLK BNI  per 30 April 2022 sebesar kurang lebih Rp 25 triliun,” ujar Direktur Treasury BNI Henry Panjaitan.

Henry pun menjelaskan bahwa saat ini pihaknya mengelola dana peserta melalui instrumen investasi yang optimal sesuai dengan amanah pilihan paket investasi peserta dan arahan investasi.

Lebih lanjut, pihaknya menargetkan dana kelolaan bisa tumbuh sekitar Rp 2,7 triliun dari posisi akhir tahun 2021 dengan penambahan peserta pula. Itu berarti, posisi di akhir tahun 2022 bisa mencapai sekitar Rp 27 triliun.

“Jumlah peserta DPLK per 30 April 2022 berkisar 860.000 peserta dan diharapkan akhir tahun 2022 akan mencapai 900.000 peserta,” ujar Henry.

Tak banyak berbeda, DPLK Syariah Muamalat juga banyak menempatkan investasinya di deposito. Hanya saja, Sulistyowati, Executive Director DPLK Syariah Muamalat tak menyebutkan berapa kontribusinya dari total aset investasi yang saat ini sudah mencapai Rp 1,5 triliun.

Sulistyowati hanya menyebutkan bahwa saat ini banyak peserta yang memiliki tujuan jangka pendek dengan identifikasi profil risiko tingkat rendah, sehingga banyak yang menempatkan di instrumen pasar uang.

Baca Juga: Taspen Gandeng APHTN-HAN untuk Tingkatkan Kapabilitas SDM

“Return yang bisa didapat untuk peserta minimal 1% hingga 2% di atas inflasi, tergantung instrumen investasinya,” ujar Sulistyowati.

Sedikit berbeda, Direktur Investasi Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) Indra Figrachanda justru menyebutkan bahwa pihaknya lebih banyak menempatkan investasi di saham yang disebabkan peningkatan nilai pada investasi saham. Total investasi dapenbun saat ini senilai Rp 7,21 triliun.

Baru, setelahnya, investasi Dapenbun ditempatkan di SBN, obligasi, dan reksadana yang disebabkan karena adanya reprofiling ke investasi portofolio berbasis pendapatan tetap.

Indra bilang saat ini masih banyak ketidakpastian dari kondisi global dan domestik. Mulai dari tingginya tingkat inflasi US hingga normalisasi kebijakan The Fed untuk meningkatkan tingkat Suku Bunga secara agresif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×