kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sejumlah Asuransi Umum Catatkan Kinerja Positif hingga Kuartal III-2023


Kamis, 02 November 2023 / 19:31 WIB
Sejumlah Asuransi Umum Catatkan Kinerja Positif hingga Kuartal III-2023
ILUSTRASI. Sejumlah perusahaan asuransi umum mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III-2023./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/24/08/2023.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi umum mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III-2023, khususnya terkait pertumbuhan premi. Salah satunya PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) yang berhasil meraih pendapatan premi sebesar Rp 1,14 triliun hingga kuartal III-2023.

"Pencapaian itu naik sebesar 12%, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1 triliun," ucap Wakil Presiden Direktur ACPI Nico Prawiro kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (2/11).

Secara rinci, Nico mengatakan produk asuransi properti dan asuransi kendaraan bermotor masih memberikan kontribusi tertinggi kepada pendapatan premi perusahaan. Adapun produk asuransi properti memberikan kontribusi tertinggi sebesar 60% terhadap total pendapatan premi, sedangkan produk asuransi kendaraan bermotor memberikan kontribusi 30%. Sisanya, berasal dari produk lain, seperti asuransi rekayasa dan asuransi pengangkutan.

Nico menyebut ACPI akan terus memperbesar pendapatan premi dari produk kendaraan bermotor untuk ke depannya. Dia menerangkan peningkatan porsi produk kendaraan bermotor dilakukan karena penjualan otomotif diprediksi akan terus meningkat.

Baca Juga: Premi Asuransi Umum Masih Tumbuh Positif, Ini Pemicunya

Nico juga menyebut ACPI menargetkan pendapatan premi sampai akhir tahun ini sebesar Rp. 1,5 triliun. Dia menyebut perusahaan terus meningkatkan kerja sama dengan perbankan, perusahan pembiayaan, perusahaan penunjang usaha asuransi atau broker Asuransi, hingga fintech untuk mencapai target tersebut.  Selain itu, dia bilang ACPI juga melakukan inovasi komunikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan kerja sama pemasaran dengan pengembang fintech.

Nico menyakini bahwa prospek industri asuransi di Indonesia masih cerah pada 2024. Salah satunya dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih bisa tumbuh positif. Hal itu juga membuat tingkat pertumbuhan premi secara umum pada tahun depan masih bisa bertumbuh. Menurut Nico, adanya pemilu di tahun depan tentunya juga harus diwaspadai. Selain itu, industri juga harus mewaspadai kondisi global dunia.

Sama halnya dengan ACPI, PT Asuransi Simas Insurtech atau Simas Insurtech juga mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III-2023. Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana menyampaikan perusahaannya berhasil meraih pendapatan premi sebesar Rp 1,4 triliun hingga kuartal III-2023.

"Nilai itu Tumbuh signifikan sebesar 70%, jika dibandingakn periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 840 miliar," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (2/11).

Teguh menerangkan nilai tersebut tumbuh signifikan karena banyak volume transaksi dari marketplace dan fintech. Dengan demikian, mendorong pendapatan premi Simas Insurtech.

Baca Juga: Peta Jalan Asuransi Demi Kerek Penetrasi

Dia menyebut Simas Insurtech menargetkan pendapatan premi hingga akhir tahun ini sebesar Rp 1,6 triliun. Untuk mencapai target tersebut, dia mengungkapkan pihaknya akan menerapkan strategi, salah satunya memperluas ekosistem saluran distribusi berbasis digital.

Teguh juga memproyeksikan pendapatan premi Simas Insurtech pada tahun depan bisa menyentuh Rp 1,8 triliun. Meskipun demikian, dia tak menampik ada hal yang harus diwaspadai pada tahun depan, khususnya di kuartal I-2024. Salah satunya terkait tahun politik, kemungkinan akan ada penurunan aktivitas ekonomi. Sebab, pasar akan wait and see terlebih dahulu, tetapi situasi diyakini akan membaik pada kuartal II-2024. 

Setali tiga uang, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk atau Tugu Insurance berhasil mencatatkan pendapatan premi bruto secara konsolidasian sebesar Rp 5,45 triliun.

"Nilai itu tumbuh 15,36%, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,72 triliun," ucap Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (2/11).

Tatang menerangkan peningkatan premi bruto terbesar berasal dari lini bisnis Fire, Engineering, Marine Hull & Offshore. Ditambah dorongan dari stabilitas perekonomian nasional sepanjang 2023.

Dia menjelaskan penghimpunan premi dan pengelolaan risiko dengan hati-hati mendorong Pendapatan 

Underwriting secara konsolidasian mencapai Rp 1,97 Triliun hingga kuartal III-2023, atau meningkat 17%, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,68 triliun. 

Melihat hasil kinerja kuartal III-2023 maupun proyeksi hingga akhir tahun ini, Tatang optimistis Tugu Insurance bisa mencapai target yang telah ditentukan. Ditambah Tugu Insurance juga mencatatkan Risk Based Capital (RBC) 569,8%, yang berarti jauh di atas ketentuan batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu sebesar 120%. Meskipun demikian, Tatang enggan menyebut nilai target perusahaan hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: AAUI: Risiko Kendaraan Listrik Tinggi Menjadi Tantangan bagi Asuransi Umum

Tatang menambahkan sejauh ini implementasi strategi bisnis perusahaan berjalan on-track atau sudah di jalan yang tepat. Untuk mencapai target hingga akhir tahun, dia menyampaikan Tugu Insurance berupaya memberikan produk maupun pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan dukungan kondisi keuangan yang sehat untuk meningkatkan produksi premi di segmentasi korporasi. Selanjutnya, dia menyatakan pihaknya juga terus melakukan penetrasi dan memperbesar porsi di segmen ritel secara bertahap.

Sementara itu, Tatang menilai hingga akhir tahun ada sejumlah peluang yang bisa dimanfaatkan perusahaannya untuk menambah pendapatan premi, seiring dengan perekonomian Indonesia yang akan terus tumbuh positif sampai akhir tahun ini.

Dengan captive market yang kuat, dia tetap optimistis Tugu Insurance bisa terus tumbuh pada tahun depan. Meskipun demikian, Tatang menyebut pihaknya akan tetap memantau kondisi ekonomi global, geopolitik, serta dampaknya ke dalam negeri dalam membuat perencanaan bisnis dengan risk management yang prudent.

Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan akumulasi premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 8,71% YoY hingga September 2023 menjadi Rp 96,47 triliun. Mengenai hal itu, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) juga turut angkat bicara. Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwiyanto menilai ada sejumlah faktor yang menjadi pemicu pertumbuhan tersebut.

Dia mengatakan sekilas dari data yang telah pihaknya terima dari para perusahaan, pendapatan premi hingga September 2023 pada dasarnya dipicu makin normalnya kegiatan perekonomian.

Baca Juga: Kolaborasi Asuransi dan Multifinance Dorong Peningkatan Penetrasi

"Selain itu, meningkatnya daya beli dan mobilitas masyarakat Indonesia yang ditandai dengan makin maraknya perjalanan dinas maupun wisata juga tentunya memengaruhi pertumbuhan ekonomi yang mana juga ikut mempengaruhi peningkatan pendapatan premi," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Kamis (2/11).

Bern mengungkapkan lini bisnis yang menyumbang pendapatan premi terbesar hingga September 2023 masih berasal dari asuransi harta benda dan asuransi kendaraan.

Dia menjelaskan peningkatan asuransi kendaraan bermotor sangat dipengaruhi oleh meningkatnya penjualan kendaran bermotor baik roda empat maupun roda dua.

"Seiring dengan kondisi ekonomi nasional yang makin membaik, diharapkan industri asuransi umum sampai akhir tahun tumbuh positif," katanya.

Meskipun demikian, Bern tak memungkiri ada hal yang perlu diwaspadai oleh industri asuransi umum hingga akhir tahun ini. Dia menyebut nilai tukar Rupiah yang melemah dapat memperlambat perekonomian nasional. Ujung-ujungnya bisa berpotensi menganggu pendapatan premi perusahaan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×