Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegagalan PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST), anggota Duniatex Group membayar bunga dan pinjaman senilai US$ 11 juta dari pinjaman sindikasi senilai total US$ 260 juta yang mestinya dibayar 10 Juli lalu menunjukan likuidiitas perusahaan sedang terganggu.
Akibatnya, kemampuan membayar Duniatex Group minim. Sejak kegagalan tersebut dua lembaga rating yaitu Fitch, dan Standard Poor juga telah menurunkan rating utang Duniatex Group.
Baca Juga: Waspadai perang dagang AS-China, Bank Syariah selektif memberi pembiayaan
Apalagi September mendatang anggota Dunaitex Group lainnya yaitu PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) juga mesti memenuhi kewaijbannya atas bunga dan pokok senilai US$ 5 juta atas pinjaman sindikasi yang diterimanya serta mulai membayar kupon obligasi senilai US$ 12,9 juta dari obligasi senilai US$ 300 juta yang diterbitkan Maret lalu.
Kondisi ini tentu bikin was-was para kreditur Duniatex Group. Salah satu krediturnya, yaitu Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) alias Indonesian Eximbank telah menyatakan potensi kegagalan Duniatex Group sudah bikin rasio kredit bermasalahnya meningkat.
“Dampak atas gagal bayarnya kupon global bond Duniatex, rasio NPL kami yang semula 14,46% hingga 30 Juni 2019 dapat menjadi 14,52%,” tulis Corporate Secretary Eximbank Emalia Tisnamisastra dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia beberapa waktu lalu.
Eximbank sendiri sejauh ini diketahui merupakan kreditur yang punya eksposur kredit terbesar di Duniatex. Total Eximbank menyalurkan pembiayaan senilai Rp 3,04 triliun kepada empat entitas dalam Duniatex Group.
Perinciannya, Rp 1,2 triliun kepada PT Delta Dunia Textile (DDT), Rp 1,5 triliun kepada Delta Merlin Sandang Textile (DMST), Rp 54 miliar kepada DMDT, dan Rp 289 miliar kepada DDST.
Baca Juga: Tiga saham turun, ini rekaman BMRI, BBRI, BBNI, BBTN, dan BBCA (29/7)
Kemudian ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mengklaim hingga Juli 2019 eksposur kreditnya ke Duniatex Group masih sebesar RP 2,2 triliun. Dalam rekam jejaknya, Bank Mandiri sempat memiliki eksposur kredit hingga Rp 5,5 triliun.