Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank syariah optimistis penyaluran pembiayaan pada paruh kedua tahun ini akan tumbuh lebih kencang.
Meski begitu, bank-bank tersebut tetap selektif dalam melakukan pembiayaan terhadap sektor yang memiliki risiko tinggi terutama pada sektor yang terdampak perang Dagang China dan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: BNI dorong anak muda investasi dengan simpanan pemuda
PT BNI Syariah misalnya optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sekitar 20% secara year on year (yoy) pada semester II ini. Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan fokus pada sektor yang rendah risiko seperti konstruksi dan jasa sosial masyarakat.
"Sementara sektor yang harus ektra hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan adalah industri pengolahan, perdagangan restoran dan hotel, serta terutama komoditas yang terdampak oleh Perang Dagang AS-China," ungkap Direktur Bisnis SME & Komersial BNI Syariah, Dhias Widhiyati pada Kontan.co.id, Selasa (30/7).
Sepanjang semester I, BNI Syariah juga berhasil mencatatkan kinerja cukup cemerlang. Penyaluran pembiayaan perseroan tumbuh hingga 26,03% secara year on year (yoy) menjadi Rp 31,66 triliun.
Baca Juga: Pembiayaan naik tinggi, CAR BNI Syariah menyusut di semester I 2019
Pertumbuhan tertinggi ada di segmen komersial sebesar31%. Adapun UMKM tumbuh 10% dan konsumer naik 5%.
Di saat yang sama, BNI Syariah juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang cukup signifikan yakni 55,32% yoy menjadi Rp 315,27 miliar. Adapun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank ini naik sebesar 12,13%.
Senada, PT Bank BCA Syariah juga akan meningkatkan kehati-hatian dalam melakukan penyaluran pembiayaan di tengah muncul kabar gagal bayar sejumlah pelaku bisnis dimana yang terbaru adalah Duniatex Group.