Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Noverius Laoli
Mereka juga menyesuaikan suku bunga, khususnya deposito yang lebih sensitif terhadap BI Rate sebesar 25 bps.
“Dampak kenaikan biaya dana sampai dengan akhir tahun diproyeksikan relatif cukup signifikan sesuai dengan kenaikan suku bunga,” kata Anton, Jumat (7/6).
Bank Banten hingga April ini mencatatkan LDR berkisar 79%-80%. Direktur Bisnis Bank Banten, Rodi Judo Dahono, menyebut pihaknya belum akan menaikkan suku bunga mereka dan masih menunggu hasil rapat Alco di akhir bulan Juni ini.
Dengan demikian, suku bunga mereka masih sama dengan bulan sebelumnya.
Baca Juga: Likuiditas Bank Kecil Masih Longgar di Tengah Tingginya Suku Bunga
“Biaya dana ke depan akan naik apabila sudah diambil keputusan menaikkan suku bunga simpanan,” ungkap Rodi. Ia menambahkan bahwa pengurangan konsentrasi DPK secara bertahap dan optimalisasi kualitas layanan adalah fokus utama Bank Banten ke depan.
Bank Jatim (BJTM) mencatatkan LDR yang cukup longgar dibandingkan tiga bank sebelumnya, yakni berkisar di angka 70% hingga Maret 2024. Walaupun terlihat longgar, BJTM mencatat pertumbuhan DPK yang kecil, hanya 1,18% per April 2024.
Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services BJTM, Edi Masrianto, merinci bahwa per April 2024 pertumbuhan DPK didorong oleh giro yang tumbuh 4,27% YoY atau setara Rp 22,415 miliar, tabungan tumbuh 10,12% YoY atau setara Rp 27,384 miliar, dan deposito turun 7,54% YoY atau setara Rp 30,561 miliar.
Baca Juga: Naik 17%, Citi Indonesia Catat Laba Bersih Senilai Rp 665,9 Miliar di Kuartal I-2024
Edi menjelaskan bahwa sejak awal, manajemen sudah memfokuskan diri untuk mengoptimalkan pengelolaan CASA atau dana murah yang mereka himpun untuk menekan beban bunga yang harus dibayarkan. Ke depan, target biaya dana Bank Jatim bersifat sangat dinamis dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar dan situasi makro.
“Kami berusaha agar persentase pertumbuhan biaya dana maksimal single digit,” pungkas Edi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News