kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Sejumlah Bank Punya Tingkat Kredit Macet Tinggi, Ini Langkah OJK


Selasa, 27 Mei 2025 / 11:24 WIB
Sejumlah Bank Punya Tingkat Kredit Macet Tinggi, Ini Langkah OJK
ILUSTRASI. Sejumlah bank mencatatkan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang tinggi bahkan di atas 9%, setidaknya hingga kuartal I-2025. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah bank mencatatkan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang tinggi bahkan di atas 9%, setidaknya hingga kuartal I-2025.

Salah satu bank yang masih memiliki rasio NPL tinggi adalah PT Bank Amar Indonesia (AMAR). Emiten bank digital ini mencatatkan NPL gross di level 10,89% per Maret 2025, naik 63 basis poin (bps) dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 10,26%.

Meski demikan, NPL net AMAR berada di level 1,48% per Maret 2025, naik dari 0,84% per Maret 2024. 

Lalu, PT KB Bukopin Tbk. (BBKP) atau KB Bank mencatatkan NPL gross 9,10% per Maret 2025. Angka ini turun dari periode sama tahun sebelumnya 9,92%. Sementara, NPL net naik tipis menjadi 5,00% dari 4,93%.

Baca Juga: Waspadai Bank dengan NPL Tinggi

Selanjutnya PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. atau Bank Banten (BEKS) mencatatkan NPL gross sebesar 7,22% per Maret 2025, susut dari 9,58% per Maret 2024. Sementara NPL net BEKS naik dari 1,47% ke 1,90%.

PT Bank of India Indonesia juga terlihat mencatatkan NPL gross yang tinggi di kuartal I-2025 sebesar 7,09%. NPL ini secara yoy masih berada di level yang sama dengan kuartal I-2024. Adapun NPL nett tercatat meningkat dari 3,96% menjadi 4,15%.

NPL gross PT Bank MNC Internasional terlihat hampir mendekati 5% atau berada di level 4,34% di kuartal I-2025 dari 4,23% di kuartal I-2024. Sementara NPL nett nya berada di level 2,94% naik dari 2,86% di Maret 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, tingginya rasio kredit bermasalah atau NPL pada sejumlah bank di kuartal pertama 2025, antara lain terkait dengan dinamika kenaikan suku bunga yang berdampak pada kenaikan biaya pinjaman, sementara disisi lain daya bayar debitur terutama UMKM dan sektor padat modal menurun.

"Namun pertumbuhan kredit masih sejalan dengan rencana bisnis Bank. Hal ini dapat disebabkan juga siklus bisnis di awal tahun yang dapat berubah seiring dengan perkembangan ekonomi kedepan," ujar Dian kepada kontan.co.id, Selasa (27/5).

Lebih lanjut Dian menjelaskan, NPL yang tinggi pada prinsipnya dapat berdampak pada risk appetite Bank dalam memberikan kredit serta peningkatan pembentukan cadangan yang berpotensi berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan kredit untuk sektor-sektor yang berisiko tinggi.

Namun di sisi lain dampak positif yang dapat timbul adalah  terbukanya penyaluran kredit baru, yang fokus pada sektor-sektor yang memiliki prospek pemulihan yang kuat dan risiko yang lebih terukur.

Baca Juga: Rasio NPL dan LAR Terjaga, BRI Tegaskan Prinsip Prudent dalam Penyaluran Kredit

Dalam rangka mitigasi peningkatan NPL perbankan, OJK dalam hal ini mengambil langkah penguatan pengawasan baik on maupun off supervision khususnya terkait kecukupan CKPN, permodalan Bank serta meminta Bank melakukan strategi penyelesaian kredit bermasalah yang tepat.

"Adapun bank dalam hal ini terus melakukan penguatan sistem manajemen risiko, meningkatkan kualitas analisis kredit," lanjut Dian.

Dian menegaskan, bahwa OJK terus mencermati dan melakukan tindakan yang terukur terkait dengan NPL perbankan dengan tetap mengedepankan, menjaga stabilitas sektor keuangan, sekaligus memastikan bahwa kredit tetap tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.

Sebelumnya, David Wirawan, SVP Finance, Amar Bank mengatakan, tingginya rasio NPL Gross tersebut dikarenakan penyaluran kredit Bank Amar ke segmen UMKM memiliki porsi yang besar, yang sekitar 50% dari total kredit Bank Amar pada Kuartal I-2025.

Per kuartal I-2025 Amar Bank mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15,8% secara tahunan dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp3,18 triliun, meningkat dari Rp2,74 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kami menyalurkan kredit ke segmen ritel dan UMKM yang memang risikonya lebih tinggi, maka meski NPL gross tinggi, namun apabila provisi yang mencukupi dan menghasilkan profit, sebenarnya ini tidak masalah," ungkap David.

Walau NPL Gross masih tinggi tapi hingga Maret 2025, NPL Net Amar Bank berada di kisaran 1%.

Lebih lanjut David menjelaskan, bahwa pihaknya terus menjaga agar NPL tetap berada di bawah batas maksimum yang telah ditetapkan oleh OJK. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa meskipun bergerak di segmen yang menantang, Amar Bank mampu menavigasi risiko dengan efektif.

Terkait ruang ekspansi kredit, Amar Bank juga melihat peluang yang tetap terbuka luas. Dengan sistem penilaian risiko berbasis data dan teknologi, perusahaan menyalurkan kredit secara selektif, berbasis profil risiko masing-masing nasabah.

"Hal ini memungkinkan pertumbuhan kredit yang berkelanjutan tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian," katanya.

Sementara dalam hal pengelolaan risiko, Amar Bank juga disebut David telah membentuk pencadangan kerugian kredit secara memadai dan konservatif. Pencadangan ini disusun berdasarkan prinsip manajemen risiko berbasis risiko dan sesuai dengan ketentuan dari OJK dan standar akuntansi yang berlaku.

"Perusahaan melakukan peninjauan rutin atas portofolio untuk memastikan bahwa seluruh eksposur risiko telah dicadangkan secara proporsional," tambahnya.

Bambang Widayatmoko, Direktur Bisnis Bank Banten menjelaskan, penyebab NPL terbesar adalah di segment Komersial dengan sektor bisnis di konstruksi dan pengadaan barang dan jasa.

"Sebetulnya NPL Gross Bank Banten cenderung menurun secara tahunan yang diiringi dengan ketersediaan CKPN dalam jumlah memadai sehingga NPL Net Bank Banten kurang dari 2% yang menunjukkan upaya dan komitmen Bank Banten dalam menyelesaikan NPL," terang Bambang.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, Bank terus melakukan upaya penyelamatan dan penyelesaian kredit, baik melalui proses litigasi maupun non litigasi, termasuk di dalamnya dengan melakukan kerjasama dengan pihak Kejaksaan Tinggi Provinsi Banten yang sudah terjalin sejak tahun 2022.

"Dengan angka NPL Net di bawah 2% menunjukkan bahwa Bank Banten telah menyediakan CKPN dalam jumlah yang memadai sesuai regulasi yang berlaku," tambahnya.

Per kuartal I-2025, BEKS membukukan kredit sebesar Rp 3,99 triliun, atau tumbuh 7,84% dari Rp 3,70 triliun di periode sama tahun sebelumnya.

Menurut Bambang, dengan mitigasi yang dilakukan perseroan maka tidak ada kendala khusus bagi Bank Banten dalam menyalurkan kredit yang di fokuskan ke konsumer, kepada ASN yang payrollnya di Bank Banten, serta Kredit Pensiun sebagai mitra Taspen yang di pandang relatif low risk.

"Serta kredit Kontarktor yang pembayarannya bersumber dari APBD yang RKUD nya dikelola Bank Banten, sehingga relatif aman karena termonitor source of payment-nya dengan akurat," imbuhnya.

Selanjutnya: Resmi! Pemerintah Tetapkan 6 Paket Stimulus Ekonomi Mulai 5 Juni, Ini Rinciannya

Menarik Dibaca: Inilah Cara Membuat Bubur Kacang Hijau untuk Asam Lambung yang Sehat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×