Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) mencatatkan kinerja penyaluran kredit yang positif pada Januari 2025, kendati dihadapkan pada berbagai tantangan seperti daya beli masyarakat yang masih melemah saat ini.
Adapun berdasarkan data statistik perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2024 lalu dari sisi intermediasi, penyaluran kredit BPD tercatat tumbuh 6,49% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 658,59 triliun dari Desember 2023 sebesar Rp 618,44 triliun.
Sementara dari sisi BPD yang telah malaporkan kinerja keuangannya per Januari 2025 seperti PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu kota Jakarta atau Bank DKI mencatat penyaluran kredit mencapai Rp 44,84 triliun atau tumbuh 9,45% yoy, kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk juga terlihat tumbuh 3,51% yoy mencapai Rp 118,40 triliun.
Selanjutnya ada PT Bank Pembangunan Daerah Bali yang mencatatkan penyaluran kredit mencapai Rp 22,55 triliun atau tumbuh 7,14% pada Januari 2025, penyaluran kredit PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah juga tumbuh 2,81% yoy mencapai Rp 59,33 triliun pada Januari 2025.
Baca Juga: Bank Daerah (BPD) Optimis Jaga Pertumbuhan Kredit Meski Daya Beli Masyarakat Melemah
Sementara kinerja penyaluran kredit PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tumbuh 7,53% yoy mencapai Rp 9,78 triliun.
Direktur Pemasaran & Usaha Syariah Bank BPD DIY, Raden Agus Trimurjanto mengatakan, pertumbuhan kredit didominasi UMKM dengan pertumbuhan per Januari sebesar 10,75% yoy.
"Faktor pendorong pertumbuhan kredit salah satunya start Januari 2025 kami push di kredit usaha rakyat (KUR)," ujar Agus kepada kontan.co.id, Senin (3/3).
Pada 2025 pihaknya pun mentargetkan kredit dan pembiayaan bisa tumbuh 12,11%. Menurut Agus, angka pertumbuhan ini dapat dicapai sepanjang tidak ada perubahan yang signifikan di kondisi perekonomian, dan sosial.
"Strategi pencapaian sasaran kredit, kami masih fokus pada sektor periwisata, akomodasi dan pendidikan, dan khususnya UMKM," katanya.
Di sisi lain, Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi menyatakan, meski daya beli masyarakat sedang melemah, namun pendorong utama dari pertumbuhan kredit BJB masih ditopang oleh segmen konsumsi yang merupakan payroll based, dengan market share mencapai 29% merupakan kalangan P3K di Jawa Barat dan Banten.
"Melihat dinamika perekonomian saat ini, untuk penyaluran kredit, dalam ekspansinya perlu cermat dalam memilih sektor yang akan dimasuki untuk ekspansi sesuai dengan ekspertise yang dimiliki bank juga sektor-sektor yg potensial. Potensi selalu ada hanya perlu lebih cermat dan berhati-hati," jelasnya.
Mengamati hal tersebut di tahun ini pihaknya pun akan mengambil langkah konservatif untuk pertumbuhannya, fokus pada penguatan likuiditas, kualitas kredit dan juga permodalan. Secara mix kredit ditargetkan tumbuh 7%-8% pada tahun 2025.
"Strategi yang pasti akan dilakukan adalah penguatan dari sisi likuiditas dan juga selektif dalam melakukan ekspansi kredit untuk menjaga kualitas kredit," imbuhnya.
PT BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga masih mencatatkan pertumbuhan kredit per Januari mencapai Rp 64,69 triliun.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman menyatakan, penyaluran kredit Bank Jatim menunjukkan kinerja positif, walaupun daya beli masyarakat melemah. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi secara nasional memasuki tahun 2025, diproyeksikan tumbuh mencapai 5,1%.
"Potensi keuangan Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan tetap menjanjikan, didorong oleh reformasi kebijakan, adopsi digitalisasi, serta investasi pada sektor-sektor strategis, hal ini yang menjadikan pendorong realisasi kredit perbankan di Indonesia secara keseluruhan," ungkap Busrul.
Baca Juga: Hadapi Persaingan Bisnis dengan Bank Besar, Ini yang Dilakukan BPD
Pada Januari 2025, kredit Perseroan didorong oleh peningkatan pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan mikro. Meskipun segmen UKM dan mikro menunjukkan kinerja yang baik, portofolio kredit Bank Jatim masih didominasi oleh kredit multiguna.
Lebih lanjut Busrul mengatakan, sebagai bagian dari entitas bisnis, proyeksi kredit Bank Jatim tahun 2025 ditargetkan tetap meningkat, dan akan tercapai sesuai target yang ditetapkan.
Peningkatan ini didukung oleh strategi digitalisasi serta beberapa ekosistem bisnis yang telah di buat oleh Bank Jatim, seperti ekosistem untuk Rumah Sakit Umum Daerah, ekosistem UMKM, dan ekosistem untuk ASN di Jawa Timur melalui program “ASN Go Digital” dan yang lainnya.
Adapun fokus Perseroan di tahun ini, selain peningkatan kredit multiguna, kredit kepemilikan rumah juga menjadi yang diutamakan, sejalan dengan program 3 juta rumah oleh pemerintah.
Untuk meningkatkan penyaluran kredit pada tahun 2025, Perseroan telah menyiapkan serangkaian strategi yang komprehensif, yang pertama, ekspansi bisnis melalui ekosistem. Selain itu, melakukan efisiensi operasional dimana perseroan akan meningkatkan efisiensi biaya operasional (BOPO) dan mengoptimalkan aset yang ada untuk mendukung pertumbuhan kredit.
Ketiga, penguatan struktur modal, ini dilakukan Perseroan untuk mencapai komitmen menjaga rasio Kecukupan Modal (CAR) pada kisaran 20%-25% untuk mendukung ekspansi bisnis dan penyaluran kredit.
Baca Juga: OJK Ingatkan Penguatan Tata Kelola dan Integritas BPD Agar Mampu Bersaing
Selanjutnya: ESDM Keluarkan Kepmen Atur HBA dan HMA, Asosiasi Bauksit Bilang Begini
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (4/3): Berawan dan Hujan Ringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News