kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Selain dari Pendapatan Bunga, Bank Raup Laba Jumbo dari Pencairan Pencadangan


Senin, 24 Oktober 2022 / 19:01 WIB
Selain dari Pendapatan Bunga, Bank Raup Laba Jumbo dari Pencairan Pencadangan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi pada kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (2/6/2022). Selain dari Pendapatan Bunga, Bank Raup Laba Jumbo dari Pencairan Pencadangan.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perbankan kembali berpesta laba besar di kuartal III 2022. Selain kinerja kredit yang terus meningkat sehingga pendapatan melesat, bank juga terus menurunkan pencadangan. 

Ini dilakukan seiring menurunnya restrukturisasi kredit terdampak Covid-19. Juga kemampuan bank menekan kredit bermasalah alias non performing loan (NPL). 

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatatkan laba bersih Rp 13,69 triliun di September 2022. Nilai ini naik 76,8% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 7,74 triliun. 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan pendapatan bunga bersih tumbuh 5,2% menjadi Rp 30,19 triliun. Diikuti oleh pendapatan non bunga yang naik 7,8% menjadi Rp 11,01 triliun, didorong oleh transaksi digital dan pendapatan berbasis komisi dari bisnis sindikasi.

Baca Juga: Laba BNI (BBNI) Melompat 76,8% Jadi Rp 13,7 triliun hingga Kuartal III

Selain itu, BNI mengurangi pencadangan 35,3% dari Rp 13,79 triliun menjadi Rp 8,92 triliun. Memang, NPL BNI telah turun dari 3,8% di September 2021 menjadi 3,0% di sembilan bulan pertama tahun ini. 

Adapun portofolio kredit yang terdampak Covid-19 melorot 24,49% dari Rp 78,8 triliun menjadi Rp 59,5 triliun di kuartal ketiga 2022. Sedangkan kredit secara keseluruhan mampu tumbuh 9,1% dari Rp 570,64 triliun menjadi Rp 622,60 triliun. 

Dengan menyasar segmen korporasi top tier dan regional champion beserta value chain dan cross selling, BNI yakin kredit tahun ini bisa tercapai sesuai target di rentang 7% hingga 10%. 

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan masih menyusun rencana bisnis bank (RBB) 2023. Kendati demikian, ia menyatakan BNI akan tumbuh secara konservatif dengan menargetkan pasar yang dalam jangka panjang yakni top tier korporasi beserta value chainnya. 

Baca Juga: Ekosistem Digital BTN Semakin Meningkat, Didukung Transformasi BUMN

"Secara guidance, kita (kredit) tumbuh 7% hingga 9%. Kita akan menjaga net interest margin (NIM) di level 4,5% hingga 4,7% dan pertumbuhan kredit kita lakukan dengan strategi pertumbuhan yang konservatif dan segmen yang menguntungkan baik dari sisi margin, dan kita jaga kualitas aset," ujar Novita. 

Ia menyatakan, NPL BNI tren terus membaik dari 3,8% di September 2021 menjadi 3,0% di sembilan bulan pertama 2022. Ia berharap NPL ini akan terus membaik hingga bisa ditekan ke level di kisaran 2,5%.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil mengantongi laba sebesar Rp 29 triliun sampai dengan September 2022. Capaian tersebut tumbuh 24,8% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 23,2 triliun. 

Baca Juga: Saham BBCA Tembus Rekor Tertinggi Baru Rp 8.900, Kapitalisasi Pasar Rp 1.097 triliun

 

Pertumbuhan laba bersih ini seiring dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 9,3% menjadi Rp 46,1 triliun. Pendapatan non bunga juga naik 7,8% yoy menjadi Rp 16,7 triliun yang ditopang fee dan komisi tumbuh 15,2%.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan pendapatan bunga sejalan dengan pertumbuhan kredit perseroan yang terus berlanjut. Perseroan membukukan kredit Rp 682 triliun atau tumbuh 12,6%. 

Adapun biaya pencadangan turun 48,8% dari Rp 7,64 triliun menjadi Rp 3,91 triliun di September 2022. Sedangkan kredit yang direstrukturisasi mengalami penurunan 22,6% menjadi Rp 68,8 triliun di sembilan bulan pertama 2022. 

Tahun ini, BCA menargetkan kredit tumbuh 8% hingga 10%. “Kalau melihat kredit BCA yang sudah naik 12,6% yoy, mudah-mudahan dengan persentase yang kurang lebih sama bisa kita capai tahun 2023 walaupun kita tahun tantangannya ada," kata Jahja. 

Baca Juga: Saham Bank BCA (BBCA) Cuan Rp 400 Pekan Lalu Kekayaan Grup Djarum Naik Rp16,9 T

Lanjutnya, tidak mudah melakukan proyeksi sektor mana yang masih akan prospektif dalam menopang pertumbuhan kredit tahun depan. Namun, ia meyakini bahwa sektor konsumsi dan pariwisata menjadi salah satu yang punya prospek cerah.

Sektor konsumsi dinilai menarik karena Indonesia dengan penduduk 250 juta tentu membutuhkan makan dan minum. Adapun sektor terkait pariwisata dinilai menarik karean sudah ada beberapa negara yang membuka penerbangannya untuk Indonesia.  

"Jepang sudah buka wisatanya ke Indonesia. Ini otomatis akan ada resiprokalnya dimana orang Jepang sudah bisa masuk ke kita. Hong Kong juga sudah buka, hopefully China segera, sehingga daerah wisata kita kembali normal seperti sebelum Covid-19. Kita sektor swasta akan diuntungkan dari net foreign exchange," kata Jahja.  

Meskipun cukup optimis menyambut tahun 2023, Jahja menekankan bahwa perbankan masih perlu hati-hati mengingat tantangan ekonomi yang masih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×