Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Perbankan sampai semester 1 2016 tercatat masih mencatatkan kenaikan margin bunga bersih atau NIM sebesar 27 bps (yoy) menjadi 5,59%. Kenaikan ini terjadi di tengah kelesuan pertumbuhan kredit perbankan sampai Juni 2016.
Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, tercatat kenaikan NIM perbankan pada tahun ini memang lebih rendah. Sebagai catatan, pada Juni 2015 lalu, NIM perbankan berada diangka 5,32%.
Kenaikan tipis NIM pada Juni 2016 ini disebabkan karena pendapatan bunga bersih yang naik 14,33% (yoy) dan kenaikan rata-rata total aset produktif juga relatif tipis yaitu 8,83% (yoy).
Jika dilihat per kelompok bank, tercatat, BUKU I menyumbang kenaikan tertinggi yaitu diangka 54bps (yoy). Kemudian kelompok BUKU II, III dan IV menyumbang kenaikan masing-masing sebesar 37 bps, 31 bps dan 19 bps (yoy).
Beberapa bank menyebut sampai akhir tahun NIM perbankan akan naik tipis atau flat. Hal ini disebabkan karena penurunan bunga deposito yang lebih cepat dibandingkan dengan bunga kredit.
Selain itu, secara umum struktur pendanaan bank sudah membaik dan potensi bank menempatkan dana tax amnesty di instrument surat berharga berpotensi meningkatkan margin bank.
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa NIM perbankan pada semester 2 2016 akan banyak ditentukan bagaimana struktur pendanaan masing masing bank. “NIM sangat tergantung pada penempatan dana oleh bank,” ujar Jahja, Senin (22/8).
Sebagai informasi, sampai semester 1 2016, NIM bank berkode emiten BBCA ini masih mengalami kenaikan 42bps (yoy) menjadi 6,99%. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang mengalami kenaikan sebesar 16,34% (yoy) menjadi Rp 18,43 triliun.
PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatat, sampai Juni 2016, CIMB Niaga mencatatkan kenaikan NIM menjadi 5,47% ditengah tren penurnuan suku bunga dan penurunan suku bunga capping deposito pada Maret 2016.
Direktur Strategy and Finance PT Bank CIMB Niaga Tbk, Wan Razly memperkirakan NIM CIMB Niaga akan berada di level 5% ke depannya sehubungan dengan strategi CIMB Niaga yang saat ini fokus pada high quality credit dan promosi untuk current account savings account (CASA).
“Upaya regulator untuk menurunkan NIM pada akhirnya akan membuat bank secara umum akan beroperasi lebih efisien. Efisiensi ini dapat dilakukan perbankan melalui banyak hal antara lain dengan memangkas pos biaya-biaya yang bisa diturunkan,” ujar Wan kepada KONTAN.
PT Bank Permata Tbk mencatat sampai semester 1 2016, kenaikan NIM bank sebesar 15 bps yoy menjadi 3,91%. Kenaikan NIM ini terjadi ditengah penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 1,74% (yoy) menjadi Rp 3,05 triliun.
“Secara umum penyebab masih naiknya NIM adalah penurunan bunga deposito yang lebih cepat dibandingkan dengan penurunan bunga kredit,” ujar Roy Arman Arfandy, Direktur Utama Bank Permata kepada KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News