Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .
Adapun secara total, baik melalui rights issue, maupun private placement, Kookmin akan menguruckan dana Rp 1,43 triiliun. Dana ini akan berasal dari US$ 200 juta atau setara Rp 2,74 triliun yang telah ditempatkan Kookmin di rekening penampung. Sisa Rp 1,31 triliun bisa digunakan buat membantu likuiditas Bank Bukopin.
Maklum kondisi Bank Bukopin kini juga tengah berada di titik nadir. Capital adequacy ratio (CAR) perseroan per Maret cuma 12,59%. Pun dana pihak ketiga sejak akhir tahun lalu hingga Mei 2020 sudah terkuras Rp 15,31 triliun atau merosot 20,21% (ytd).
Adapun sejumlah strategi pasca aksi tambah modal ini juga telah disiapkan oleh Bank Bukopin. Direktur Utama RIvan A Purwantono misalnya mengatakan perseroan bakal menggelar sejumlah kerja sama pembiayaan bersama dengan sejumlah bank. “Kerja sama antar bank bentuknya berupa money market line, dan joint financing,” katanya kepada Kontan.co.id pekan lalu.
Sementara setelah dana hasil rights issue juga akan digunakan perseroan untuk ekspansi kredit, terutama di segmen UMKM, dan konsumer. Rencana ekspansi ini juga sesuai dengan target perseroan untuk makin fokus membidik segmen ritel yang berasal dari UMKM, dan konsumer.
Baca Juga: Pemerintah disarankan tingkatkan peran KSSK daripada bubarkan OJK
Adapun hingga 2022, perseroan menargetkan 67% komposisi kredit akan tersalurkan ke segmen ritel, sedangkan 33% sisanya mengalir ke segmen komersial. Sementara hingga Mei 2020, pertumbuhan kredit Bank Bukopin tercatat masih stagnan menjadi Rp 64,55 triliun dibandingkan akhir tahun lalu senilai Rp 64,54 triliun.
Selanjutnya ada Bank Banten yang siap disuntik modal oleh Pemprov hingga Rp 1,9 triliun. Rencana ini menguak di tengah proses penggabungan usaha perseroan dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR).
Gubernur Banten Wahidin Halim akhir Juni lalu memutuskan untuk menambal bolong-bolong modal Bank Banten, sebab proses penggabungan usaha dengan Bank BJB dinilainya berjalan lambat. Meski demikian, penambahan modal ini baru bisa akan terlaksana tahun depan, sebab Pemprov mesti menyusun sejumlah regulasi terkait.
Adapun Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa mengatakan rencana tambahan modal oleh Pemprov akan ditadah dengan aksi rights issue. “Kami memang sedang menjajaki kembali rencana rights issue, sehingga jika Pemprov akan melakukan penyertaan modal maka dapat memanfaatkan aksi korporasi tersebut,” kata Fahmi.
Baca Juga: Sejumlah ekonom menilai wacana pembubaran OJK belum tepat, ini argumennya