Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .
Sejak akhir tahun lalu, eks Bank Pundi ini memang sudah berencana menggelar rights issue secara bertahap untuk menerbitkan 400 miliar saham senilai Rp 8 per lembar. Perseroan menargetkan dapat menghimpun dana hingga Rp 3,2 triliun. Rencannya ada dua rights issue yang digelar Juni 2020 untuk menghimpun dana Rp 500 miliar, dan Desember 2020 untuk menghimpun dana Rp 700 miliar.
Dua rencana tersebut batal, karena pandemi, dan adanya rencana penggabungan usaha dengan Bank BJB. Padahal Fahmi bilang sudah ada sejumlah investor anyar, termasuk investor asing yang siap menjadi pemegang saham anyar perseroan via aksi tersebut. Sayang rencana calon investor tersebut juga batal.
Fahmi sebelumnya juga menjelaskan suntikan modal memang sangat dibutuhkan perseroan untuk mendongkrak kinerja yang sepanjang berdiri, Bank Banten selalu dapat rapor merah. Dari kalkulasinya, perseroan setidaknya butuh tambahan modal minimum Rp 500 miliar untuk dapat mulai mendulang laba pada 2021.
“Tambahan modal akan kami gunakan untuk ekspansi kredit mencapai Rp 2,02 triliun, yang kemudian bisa mengurangi cost of fund hingga 10,66%. Ini jadi salah satu skenario terbaik, bagaimana kami bisa meraih impas (break even point) pada 2021,” sambungnya.
Baca Juga: Dorong pertumbuhan UMKM, fintech P2P lending gencar salurkan pinjaman dana
Hingga Mei 2020, penyaluran kredit perseroan tercatat masih tumbuh negatif 6,50% (ytd). Pun penghimpunan dana pihak ketiga yang negatif 17,81% (ytd) menjadi Rp 4,58 triliun. Adapun rasio kecukupan modal perseroan akhir tahun lalu sebesar 9,01%.
Terakhir ada Bank Muamalat yang tak seberuntung dua bank sebelumnya. Rencana penambahan modal yang telah disusun sejak beberapa tahun terakhir hingga kini belum juga terlaksana, bahkan belum direstui OJK.
“Proses aksi korporasi masih terus berjalan, kami berkoordinasi dengan OJK dan pemegang saham lainnya. Di samping sudah ada investor yang terdaftar, ada juga yang lain,” kata Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana pekan lalu di Jakarta.
Rencana rights issue Bank Muamalat mengemuka sejak 2017 lalu, pun telah gagal tiga kali digelar. Terakhir, pada Desember 2019, RUPSLB memutuskan kembali berencana menggelar rencana rights issue dengan menerbitkan 32,96 miliar saham. Adapun target penghimpunan dananya berkisar Rp 2-3 triliun.
Baca Juga: Laju kredit bank BUKU III melambat di bulan Mei, ini penyebabnya