kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,64   -7,73   -0.78%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat tertinggal dari fintech, bank mulai mendulang transaksi QR code


Rabu, 26 Desember 2018 / 19:08 WIB
Sempat tertinggal dari fintech, bank mulai mendulang transaksi QR code
ILUSTRASI. QR payment Bank Mandiri


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan mengejar ketertinggalan dalam persaingan pembayaran menggunakan teknologi quick response (QR) Code. Sebelumnya, pelaku pelaku finansial teknologi, lebih dahulu mencicipi pangsa pasar ini, kini bank yang sudah mengantongi izin pembayaran QR code dari Bank Indonesia mulai menikmati cuan bisnis ini.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan nilai transaksi pembayaran QR code sebesar Rp 600 miliar sejak diluncurkan pada akhir 2017 hingga November 2018. General Manager Divisi E-Banking BNI Anang Fauzi menyatakan transaksi ini berhasil dihimpun lewat lebih dari 300.000 rekanan atau merchant.

Anang menambahkan, layanan QR code di BNI berada di aplikasi digital banking yang dikemas dalam brand You all Payment! (YAP!). Hingga November 2018, sudah ada 400.000 nasabah BNI yang menggunakan aplikasi digital banking ini.

"Untuk target 2019 belum bisa saya komentari karena sedang ada movement baru yang berskala nasional dan sangat terkait YAP!. Yang pasti target kita optimistis akan double transaksinya dan fokus pada produktifitas dan membangun culture di masyarakat," ujar Anang kepada Kontan.co.id, Minggu (23/12).

Sayangnya Anang belum mau merinci terkait movement yang hendak dilakukan oleh bank dengan sandi saham BBNI. Guna mencapai target tahun depan, BNI akan terus menggandeng lebih banyak lagi rekanan merchant. Sebelumnya, BNI juga tengah digandeng oleh WeChat dan Alipay asal China dan LiquidPay dari Singapura untuk melayani transaksi lewat QR code di Indonesia.

Setelah BNI, bank lain yang sudah mengantongi izin pembayaran QR code oleh bank Sentral adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BRI memberi brand MyQR untuk produk ini. Guna meningkatkan transaksi nontunai tersebut, BRI terus melakukan strateginya dengan bekerja sama melalui merchant tertentu untuk meningkatkan transaksi melalui gimik pemasaran.

“Dari sisi transaksi terus meningkat, sekarang kira-kira sudah Rp 23 miliar sejak diluncurkan pada Agustus 2018. Ticket size-nya kecil karena memang ini ditujukan untuk transaksi ritel keperluan belanja masyarakat sehari-hari,” ujar Direktur Konsumer BRI Handayani.

Handayani bilang hingga saat ini bank dengan sandi saham BBRI ini sudah mengandeng sekitar 400 – 500 merchant besar dengan jumlah outlet yang banyak. Oleh sebab itu, pada 2019, Handayani semakin optimistis dengan kinerja sistem pembayaran baru ini.

Handayani akan memfokuskan produk ini untuk kebutuhan transportasi lantaran akan beroperasinya Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), dan transportasi komuter. Juga membidik berbagai jenis transaksi konsumsi harian lainnya.

”Jadi memang sistem ini kami siapkan untuk ticket size kecil untuk jenis pembayaran yang lebih cepat,” imbuh Handayani.

Tak mau kalah, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga menyusul memasuki bisnis pembayaran QR Code. Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menyatakan Mandiri baru mendapatkan izin bulan lalu dari BI untuk melakukan proses transaksi lewat QR code. Oleh sebab itu, nominal transaksinya masih kecil.

"QR adalah salah satu metode payment yang memberi kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi. Kami melihat tahun depan penerimaan QR akan semakin marak dan masuk ke berbagai segmen. Dari sisi acceptance, Bank Mandiri akan membidik baik merchant online maupun offline karena keduanya memiliki potensi yang sama besarnya," ujar Thomas.

Bank dengan sandi saham BMRI ini belum memasang target untuk nilai transaksi yang hendak dicapai di 2019. Lantaran manajemen akan fokus pada perluasan penerimaan QR Code Mandiri. Baik dari sisi user atau issuing dan sisi merchant atau acquiring. Thomas menyatakan lewat transaksi QR Code ini, bank akan mendapatakan dana pihak ketiga (DPK) dan pendapatan non bunga atau fee based income.

Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masih menunggu izin dari bank sentral untuk menjalankan QR Code sebagai pembayaran. BCA mengharapkan izin sudah dapat dikantongi pada kuartal I-2019.

"Saat ini, QRku BCA dapat digunakan untuk transfer ke sesama nasabah BCA lewat BCAMobile dan Sakuku. Dengan transfer menggunakan QR, BCA ingin selalu mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi perbankan dan mengikuti tren perkembangan perilaku konsumen," ujar Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra.

Sebelumnya, Direktur BCA Santoso Liem mengatakan ke depan BCA akan memperkuat layanan QR code tersebut agar dapat digunakan untuk alat pembayaran. Terutama untuk produk uang elektronik SakuKu. Lantaran produk ini sudah bisa digunakan untuk melakukan beberapa pembayaran di merchant yang bekerjasama dengan BCA. Namun memang belum ada fitur pembayaran menggunakan QR Code.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×