Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) tahun ini semakin mantap menerbitkan obligasi. Manajemen LPEI menjelaskan, nilai obligasi berkelanjutan yang akan diterbitkan ini mencapai Rp 1,29 triliun. LPEI akan merilis surat utang ini pada Oktober mendatang.
Dana tersebut akan digunakan untuk mengejar target pembiayaan antara Rp 5 triliun - Rp 6 triliun lagi di sisa tahun ini. Hingga akhir tahun ini, LPEI mengejar pembiayaan ekspor hingga Rp 35 triliun - Rp 38 triliun.
Adapun pendanaan LPEI total Rp 34 triliun. Sebanyak sepertiga porsi pendanaan LPEI dari obligasi. Porsi ini setara dengan US$ 500 juta. Sisanya berasal dari sindikasi perbankan.
"Sebagian obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tersebut ditambah kas, akan digunakan melunasi obligasi yang akan jatuh tempo," kata Basuki Setyadjid, Managing Director LPEI.
Sekadar informasi, perusahaan yang juga dikenal dengan Exim Bank ini memiliki tagihan obligasi Rp 1,43 triliun yang akan jatuh tempo pada 7 Desember mendatang.
LPEI tak sendirian mencari dana untuk ekspansi dan menutup utang sebelumnya. Beberapa perusahaan pembiayaan lain juga berkewajiban memenuhi utang jatuh tempo. Sebut saja, PT Adira Dinamina Multi Finance Tbk (Adira Finance) yang bakal menghadapi jatuh tempo obligasi
Rp 376 miliar pada 7 Oktober.
"Memang benar akan ada jatuh tempo bond kami. Kami akan bayarkan dari angsuran konsumen dan cash yang ada pada kami," ujar Willy S. Dharma, Direktur Utama Adira Finance, Senin (23/9). Ia menjelaskan, setiap bulan angsuran konsumen Adira Finance mencapai sekitar Rp 1,2 triliun.
Selain itu, pendanaan Adira juga berasal dari pinjaman perbankan. Sampai Juli, anak usaha Bank Danamon ini meraup pinjaman sindikasi perbankan Rp 10,28 triliun.
Astra Sedaya Finance mengaku tak khawatir dengan tagihan jatuh tempo. "Sejak menerbitkan obligasi tahun 2000, kami tidak pernah telat membayar," kata Jodjana Jody, Chief Executive Officer (CEO) Astra Sedaya Finance.
Astra Sedaya berhadapan dengan obligasi jatuh tempo Rp 589 miliar pada 22 Oktober mendatang. Perusahaan akan membayar utang ini dengan collection per bulan yang bisa mencapai Rp 1,7 triliun plus cadangan kas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News