Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
"Tahun ini kami menargetkan RoE bisa capai 13%, pendorongnya pertumbuhan bisnis KPR non subsidi yang lebih kuat, dan kami juga mulai mengembangkan bisnis kredit konsumer yang marginnya lebih baik seperti home equity loan, personal loan dan kredit UMKM," ujar Setiyo.
Pada semester I-2023 ini laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 1,47 triliun. Perolehan tersebut tumbuh tipis 0,23% secara tahunan. Aset BTN juga ikut bertumbuh sekitar 4,93% YoY menjadi Rp 400,54 triliun pada paruh pertama 2023 dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 381,74 triliun.
Adapun PT Bank Negara Indonesia (BNI) menargetkan RoE bisa mencapai 18%-20% hingga 2025. Per semester I-2023 RoE bank ini tercatat sebesar 16,97% naik dari 16,31% pada periode sama tahun sebelumnya.
Direktur Risk Management BNI David Pirzada menyebut, kenaikan tingkat RoE menunjukkan bahwa BNI dapat terus menumbuhkan profit/earnings-nya. Pertumbuhan profit tersebut dikontribusikan oleh strategi yang dilakukan oleh BNI seperti perbaikan kualitas kredit dan juga dapat mempertahankan NIM sesuai target.
"Strategi tersebut akan dilanjutkan serta peningkatan fee based income merupakan salah satu target di tahun 2023 maupun tahun-tahun berikutnya," ungkap David.
Menurutnya, fee based Income akan lebih didorong oleh transaksi-transaksi nasabah, tidak hanya terkait transaksi account maintenance, tetapi juga pada fee yang sifatnya sindikasi, advisory, dan investment.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Mega (MEGA) Naik 32% pada Semester I 2023
Asal tahu saja, laba perseroan pada semester I-2023 tumbuh 17% YoY mencapai Rp 10,3 triliun.
Sementara PT Bank CIMB Niaga menargetkan RoE bisa meningkat di 16% pada tahun ini. Hingga semester I-2023 ini tercatat RoE perseroan mencapai 15,4% meningkat dari 12,6% pada periode sama tahun sebelumnya.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, peningkatan RoE di semester I berasal dari pertumbuhan bisnis di semua segmen, loan, fee income, cost efficiency yang terlihat dari CIR yang menurun ke 43,3%. Dan asset quality yang sehat dengan penurunan NPL ke 2,5%.
"CIMB menargetkan RoE akhir tahun bisa meningkat di 16%. Dengan konsisten melaksanakan fokus bisnis di ritel, UMKM dan selected korporasi," imbuhnya.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai, proyeksi RoE hingga akhir tahun masih bagus karena memang prospek emiten perbankan terutama yang besar seperti yang top 4 bagus.
"Jadi ya pasti RoE-nya juga ikut naik kalau kinerjanya terjadi seperti yang diekspektasi oleh pasar untuk emiten tersebut," ujar Arjun.
Ia menjelaskan, berdasarkan data Bloomberg untuk sektor keuangan (mayoritas terdiri atas emiten perbankan) RoE untuk sektor keuangan turun sebesar -14,16% secara tahunan berdasarkan hasil kaurtal II tahun ini dibandingkan tahun yang lalu, yaitu dari RoE sebesar 11,23% ke RoE sebesar 9,64%. Menurutnya, penurunan tersebut sejalan dengan penurunan kredit atau loan growth di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Walau demikian, Arjun menyebut hal ini adalah wajar karena tahun 2022 memang sangat bagus untuk bank besar, dan sekarang ada cool down tapi masih kondusif.
"Secara YTD sektor keuangan berdasarkan sektor keuangan IDX juga tumbuh sangat tipis walaupun positif, dan yang dukung kenaikan ini sebenarnya mayoritas emiten perbankan top 3 yaitu BBCA, BMRI dan BBRI yang mencatat return positif cukup tinggi secara YTD," katanya.
Ke depan potensi pertumbuhan laba emiten bank besar juga disebut Arjun akan cerah terutama untuk big caps. Pertumbuhan laba ini akan mendorong atau menjadi penopang kenaikan RoE karena laba adalah komponen utama.
"Selain itu dividen juga berpotensi naik karena untuk emiten perbankan terutama yang besar, korelasinya positif antara dividend payout ratio dan kenaikan laba. Jadi prospeknya masih bagus dan ini berharap akan translasi ke kenaikan RoE," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News