Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
BBKP terlihat berhasil meningkatkan rasio CAR-nya. Sejak tahun 2021 hingga saat ini relatif stabil di kisaran 19%-21% dengan posisi April 2023 berada di level 20,90%.
"Faktor utama terkendalinya rasio permodalan Bank terutama disebabkan oleh kemampuan bank untuk mengelola permodalan guna mengimbangi aktivitas ekspansi bisnis yang dilakukan," ungkap Robby Mondong, Deputy President Director BBKP kepada kontan.co.id.
Asal tahu saja, beberapa waktu lalu Bank KB Bukopin baru saja menyelesaikan rights issue dengan penggalangan dana yang mencapai Rp 11,99 triliun. Mayoritas dana yang terkumpul akan digunakan untuk ekspansi kredit.
Dalam penawaran umum terbatas (PUT VII) yang menggunakan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue, BBKP menerbitkan 119,99 miliar lembar saham.
Sebanyak 95% dari saham baru tersebut dibeli oleh investor asing, sementara 5% dibeli oleh investor lokal. Dari aksi ini, kepemilikan masyarakat atau free float di BBKP menjadi 16,14%.
Dari aksi ini BBKP pun menargetkan peningkatan pendapatan bunga sekaligus rasio kredit bermasalah (NPL Gross) yang lebih baik yaitu mendekati 1% dari kredit baru yang disalurkan. Tujuannya, bisa mengkompensasi NPL tinggi dari legacy loan alias pinjaman warisan.
"Sampai dengan akhir tahun 2023 CAR Bank KB Bukopin diproyeksikan sekitar 25%, terutama disebabkan oleh peningkatan modal yang diperoleh melalui PUT VII yang lalu," imbuh Robby.
Baca Juga: Aturan Baru OJK Soal Modal Minimum Dinilai Bisa Cegah Bank dari Kebangkrutan
Direktur Utama PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) Wahyu Dwi Aji juga mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mematuhi aturan yang ditentukan oleh OJK.
CAR emiten bersandi BACA, per April 2023 tercatat sebesar 60,73%. Menurut Wahyu, posisi itu sudah cukup memadai untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul serta untuk menopang aktivitas usaha dan pengembangan bisnis.
"Kami juga masih ada rencana untuk menambah setoran modal untuk bisa memenuhi modal mencapai Rp 6 triliun dengan melakukan pengembangan ke layanan digital," ujar Wahyu.
Wahyu mengaku bahwa dalam waktu dekat ini perseroan belum berencana melakukan aksi private placement dan masih melihat kondisi pasar.
Adapun Direktur Manajemen Risiko PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Setiyo Wibowo mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan kebijakan, infrastruktur dan sistem informasi manajemen risiko. "Dan pasti akan diimplementasikan sesuai timeline dari OJK," katanya.
Baca Juga: Perhitungan CAR Ada Tambahan ATMR Risiko Pasar, Bagaimana Persiapan Bank-Bank Besar?
Hingga kuartal I/2023, CAR BTN ada di level 21,21%. Setiyo bilang, trend-nya pasti naik karena dari retained earnings, posisi CAR BTN sudah sangat memadai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News