kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak strategi fintech agar terhindar dari kredit macet


Rabu, 26 Mei 2021 / 17:17 WIB
Simak strategi fintech agar terhindar dari kredit macet
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

"Namun top sektornya sekarang di engineering/konstruksi, energi, mining/oil and gas, dan retail," katanya.

Hingga April 2021 Akseleran sudah menyalurkan pinjaman hampir Rp 500 miliar. Dengan target di tahun ini bisa menyalurkan pinjaman sekitar Rp 2 triliun.

Sementara itu, Dima Djani, CEO PT Alami Fintek Sharia (Alami) menyatakan, saat ini NPL Alami masih 0%. Pihaknya menargetkan penyaluran pinjaman di tahun ini sebesar Rp 1 triliun, sementara realisasi sampai dengan April 2021 sekitar Rp 700 miliar.

Baca Juga: Sebagian besar pinjaman fintech Julo dipakai nasabah tingkatkan kualitas hidup

"Dalam menjaga tingkat kesehatan pinjaman dan memitigasi risiko kredit macet, kami menjaga asuransi kredit dan menyasar sektor-sektor yang tahan terhadap pandemi. Selain itu dengan screening dan monitoring yang baik," ungkap Dima.

Ia mengatakan, pihaknya akan fokus ke sektor yang defensif dan risk assessment yang sangat berhati-hati. Menurutnya, tren akan positif di 2021 dengan perbaikan ekonomi setelah pandemi kemarin.  "Industri yang menjadi perhatian Alami dalam mengajukan pinjaman, yaitu trading, kesehatan, manpower, service," kata Dima.

PT Pasar Dana Pinjaman (Danamas) juga menyatakan, strategi Danamas dalam mengantisipasi Kerdit macet, adalah dengan melakukan verifikasi yang lebih ketat ke perusahaan/ekosistem yang ingin bekerjasama dengan Danamas.  

Direktur Utama Danamas Dani Lihardja mengatakan, hingga saat ini Danamas mencatatkan tingkat NPL 0,02% atau tingkat keberhasilan bayar dalam tempo 90 hari (TKB 90) sebesar 99,98%.

"Upaya kami dalam menahan NPL, jika ada kerjasama baru, beberapa management resiko sudah dilakukan. Serta melakukan verifikasi lebih ketat dengan bekerjasama dengan vendor seperti ASLI-RI. Selain itu, melakukan evaluasi kepada partner bisnis secara berkala sehingga pinjaman yang dilakukan dibatasi sesuai dengan kemampuan keuangan partner terkait, dan bekerjasama dengan perusahaan asuransi untuk menekan NPL yang dinilai berpotensi terjadi terhadap pinjaman tertentu," jelas Dani.

Dani menyebut, untuk saat ini industri yang menjadi perhatian Danamas dalam menyalurkan pinjaman adalah industri logistik karena menurutnya, di masa pandemi ini transaksi online memiliki pasar yang  potensial, bisnis ini memiliki khans terbesar untuk menguasai semua lini perekonomian indonesia.

Selain itu, dengan jangkauan yang cukup luas dimana Danamas memiliki 23 kantor representative yang berada di semua kota besar di Indonesia akan sangat membantu pembiayaan kepada pelaku UMKM.

Dani mengatakan, sejak awal berdiri hingga April 2021 Danamas sudah menyalurkan total pinjaman sebesar Rp 3,43 triliun.

"Untuk tren ke depan, Danamas memiliki target lebih besar lagi dengan mensupport semua UMKM Indonesia, karena melihat dari performa tahun sebelumnya dimana nilai pencairan dan outstanding meningkat sedangkan NPL stagnan cenderung menurun," tandas Dani.

Selanjutnya: Holding BUMN ultra mikro akan efektif mengatasi rentenir dan pinjol ilegal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×