Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) memproyeksi peningkatan bisnis syariah di tahun 2019. Dimana perusahaan pelat merah ini menargetkan unit usaha syariah bisa tumbuh sebesar 20% dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 6,8 triliun.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo mengungkapkan realisasi portofolio syariah sebesar Rp 6,8 triliun itu mengambil porsi 13%-14% dari total bisnis induk pada tahun lalu. Pencapaian itu menunjukkan bahwa porsi bisnis syariah Pegadaian lebih tinggi secara industri.
“Jumlah itu lebih besar dari portofolio keuangan secara nasional yang hanya 5%-6%. Hal ini cukup membanggakan karena melalui outlet gadai syariah telah berhasil memperbesar portofolio perusahaan,” kata Harianto di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Karena selama ini Pegadaian mendesain pemasaran produk syariah melalui outlet atau kantor cabang produk konvensional. Sehingga jangkauan bisnis syariah lebih luas dan cepat sampai ke nasabah Pegadaian.
Meski lebih tinggi secara industri tapi tak membuat Pegadaian puas. Perusahaan gadai pemerintah ini telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan bisnis syariah di tahun ini. Di antaranya gencar memasarkan produk gadai sertifikat syariah atau rahn tasjiliy ke outlet-outlet konvensional.
Kehadiran produk ini diharapkan bisa menyumbang nilai pembiayaan sebesar Rp 200 miliar. Dari nilai tersebut, perusahaan telah mencatatkan pembiayaan Rp 41 miliar hingga Februari 2019.
Strategi lainnya dengan menggandeng Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH). Kerjasama ini berupa pendanaan, pembiayaan, investasi emas, serta berkolaborasi untuk meningkatkan literasi haji dan usaha yang relevan.
Misalnya saja, pembiayaan Arrum Haji yang menggunakan sistem gadai emas guna pendaftaran haji. Dalam kerjasama ini, Pegadaian memberikan fasilitas pendanaan bagi masyarakat yang ingin berangkat haji tapi belum mempunyai dana yang cukup. Arrum Hanji menawarkan pembiayaan senilai Rp 25 juta untuk mendaftar dan mendapatkan porsi haji.
“Pegadaian memberikan dana talangan haji ke Departemen Agama agar para jamaah bisa dapat nomor antrian pergi haji. Karena rata-rata untuk pergi haji ke Arab harus menunggu waktu sampai 20 tahun,” ungkapnya.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu mendukung kerja sama dengan Pegadain karena bisa meningkatkan dana kelolaan dan jumlah jamaah yang pergi haji tahun ini. Diketahui, BPKH menargetkan dana kelola haji mencapai Rp 121 triliun dengan jumlah nasabah mencapai 700.000 orang.
BPKH juga berniat menempatkan dana kelola haji di Pegadaian dalam bentuk medium term notes (MTN) dan sukuk tahun ini. “Jadi ini kerjasama jangka panjang, di mana Pegadaian membutuhkan pendanaan, maka kami akan membeli surat utangnya. Yang kedua, dana kelola haji kami bisa bertambah melalui produk Arrum Haji,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News