kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SMF gandeng BPD salurkan KPR


Selasa, 19 Oktober 2010 / 18:14 WIB
SMF gandeng BPD salurkan KPR
ILUSTRASI. GARUDA WISNU KENCANA


Reporter: Steffi Indrajana | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Setelah bekerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI untuk memfasilitasi penyaluran likuiditas dalam bentuk pinjaman dana untuk kredit pemilikan rumah (KPR), Sarana Multigriya Finansial (SMF) membidik BPD lainnya. Setidaknya ada dua BPD yang sedang dalam proses, yaitu BPD Sumsel Babel dan BPD Jabar Banten.

"Kami selalu ingin mendorong BPD untuk dapat menyalurkan KPR kepada masyarakat," ujar Erica Soeroto, Direktur Utama SMF.

Menurut Erica, semuanya itu masih dalam proses negosiasi. Pihak BPD pun tengah melakukan kajian-kajian internal terkait persiapan data-data yang dibutuhkan untuk kerjasama ini. Namun, Erica belum bisa memastikan kapan proses ini akan selesai. "Semua tergantung kepada bank. Kami tidak tahu kapan mereka akan selesai menyiapkan datanya. Kalau dari SMF, kami ingin secepatnya melakukan kerjasama ini," jelas Erica.

Client Relationship SMF Evie Deria menambahkan, penyaluran dana ke BPD ini akan dilakukan dengan Term Purchase Program (TPP), yang merupakan salah satu kegiatan usaha SMF. "TPP adalah produk dimana SMF membeli aset KPR milik bank, tetapi aset tersebut akan tetap berada di buku bank. Bank pun dapat menentukan sendiri berapa suku bunga kredit dan bank dapat membeli kembali aset KPR tersebut dari SMF," jelas Evie, sabtu lalu (16/10).

Evie bilang, tidak semua bank siap melakukan sekuritisasi dengan menjual aset KPR ke pasar modal. "Tetapi dengan TPP ini kami juga menyediakan sumber dana menengah atau panjang," jelas Evie.

Erica mengungkapkan, masih sedikit BPD yang menyalurkan kredit ke sektor KPR. "Alasannya karena dana mereka memang terbatas," jelas Erica. Padahal pasar KPR masih besar, terlihat dari rasio KPR terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia baru sebesar 2%. Sebagai perbandingan, di Malaysia, rasionya sebesar 29%, dan di Singapura, rasionya sebesar 32%.

Dengan kerjasama dengan BPD ini, Evie berharap bank dapat menyalurkan pembiayaan KPR dengan lebih mudah. "Karena mereka memiliki likuiditas sehingga tidak perlu menunggu pelunasan KPR," jelasnya.

Sedangkan bagi masyarakat, keuntungannya adalah mereka dapat memperoleh pembiayaan KPR dengan tingkat bunga yang cenderung menurun sehingga menjadi terjangkau oleh masyarakat. "Saat ini suku bunga kredit untuk KPR masih bisa dibilang cukup tinggi. Mungkin idealnya, suku bunga kredit berkisar di 8%-9%," tutur Evie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×