Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Standard Chartered Bank Indonesia (Stanchart) membidik pertumbuhan bisnis yang realistis di tahun ini. Country Head of Retail Banking Standard Chartered Bank Indonesia Lanny Hendra mengatakan, pihaknya membidik pertumbuhan kredit dua digit, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh minimal pada level batas bawah dua digit.
Stanchart Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 9%-10% pada 2017 dengan segmen kredit yang menjadi andalan adalah ritel seperti kartu kredit, kredit pemilikan rumah (KPR) dan wealth management. "Kami mengincar pertumbuhan dua digit di segmen kredit retail, karena masih potensial," kata Lani, Selasa (21/2).
Lani bilang, pihaknya didorong oleh regulator agar pertumbuhan kredit tahun 2017 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya
Dorong tersebut karena bank yang berpusat di London ini mencatat penurunan kredit sebesar 5,62% menjadi Rp 25,29 triliun di akhir 2016 dibandingkan posisi 2015 sebesar Rp 26,80 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan kredit 9%-10% pada tahun ini, maka realisasi kredit akan berkisar Rp 27,56 triliun-Rp 27,81 triliun di akhir 2017.
Lanjutnya, perusahaan tak terlalu tinggi membidik pertumbuhan kredit dan akan selektif dalam memberikan kredit, karena masih ada potensi risiko kenaikan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebab pertumbuhan ekonomi belum stabil.
Untuk mendukung pertumbuhan kredit tersebut maka perusahaan membidik pertumbuhan DPK minimal 10% atau mencapai sekitar Rp 31,79 triliun di tahun 2017, dari perhitungan realisasi perolehan DPK sebesar Rp 28,90 triliun di tahun 2016. Lanny menambahkan, pihaknya masih akan memperbesar porsi dana murah dibandingkan dana mahal untuk meringankan beban bunga.
Adapun, Stanchart Bank Indonesia mencatat pertumbuhan DPK sebesar 14,22% menjadi Rp 28,90 triliun pada akhir tahun 2016 dibandingkan posisi Rp 25,30 triliun per akhir tahun 2015. Komposisi dana perusahaan mayoritas ada di dana murah yaitu giro senilai Rp 17,69 triliun dan tabungan Rp 4,45 triliun, sedangkan deposito senilai Rp 6,75 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News