kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Standard Chartered Dorong Akselerasi Investasi Swasta di Sektor Air dan Limbah


Sabtu, 11 Oktober 2025 / 16:36 WIB
Standard Chartered Dorong Akselerasi Investasi Swasta di Sektor Air dan Limbah
ILUSTRASI. Standard Chartered bersama International Finance Corporation (IFC) menggelar forum diskusi bertajuk Financing the Future: Green Investment in Indonesia’s Water & Waste Sectors di ajang Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia masih sangat besa. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 memperkirakan total kebutuhan pembiayaan mencapai sekitar US$ 625 miliar. 

Dari jumlah itu, sekitar 35,6% diperkirakan akan dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan 24,9% melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dengan demikian, masih terdapat kesenjangan pembiayaan yang signifikan yang perlu dipenuhi melalui partisipasi sektor swasta, kemitraan publik-swasta, dan mekanisme pembiayaan inovatif lainnya. 

Melihat kondisi itu, Standard Chartered berupaya mendorong peran permodalan swasta dalam pembiayaan pengelolaan air dan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia dan kawasan ASEAN. 

Terbaru, Standard Chartered bersama International Finance Corporation (IFC) menggelar forum diskusi bertajuk Financing the Future: Green Investment in Indonesia’s Water & Waste Sectors di ajang Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025. Forum itu menghadirkan para perwakilan pemerintah, investor, dan pemimpin industri.

Baca Juga: Standard Chartered Salurkan Pinjaman Lunak untuk UMKM Lewat Innofund

CEO Standard Chartered Indonesia Donny Donosepoetro OBE menilai bahwa Indonesia berada di garis depan transisi hijau di kawasan Asia Tenggara. Ia menekankan pentingnya peningkatan investasi di sektor pengelolaan air dan limbah, yang tidak hanya berperan bagi pembangunan berkelanjutan, tetapi juga bagi ketahanan dan kualitas hidup masyarakat. 

“Dengan menggerakkan modal swasta melalui pembiayaan dan kemitraan yang inovatif, dapat dihadirkan solusi jangka panjang yang memberi manfaat bagi masyarakat, ekonomi, dan lingkungan,” kata dia dalam keterangannya, Sabtu (11/10).

Donny menambahkan, perjalanan menuju ekonomi rendah karbon dan tangguh membutuhkan skala, inovasi, dan kolaborasi. Ia menyampaikan bahwa Standard Chartered bangga dapat bermitra dengan Pemerintah Indonesia, IFC, serta para kliennya dalam mengembangkan solusi pembiayaan yang membuat proyek infrastruktur berkelanjutan lebih layak secara komersial. 

Melalui perluasan akses terhadap modal swasta, Standard Chartered berharap dapat membantu memastikan bahwa transisi hijau Indonesia membawa dampak ekonomi dan sosial yang nyata.

Menurut laporan Southeast Asia Green Economy 2025, hasil kolaborasi antara Bain & Company, GenZero, Standard Chartered, Temasek, dan Google,  Asia Tenggara berpotensi membuka peluang investasi hijau hingga US$ 50 miliar per tahun hingga tahun 2030, menambah US$ 120 miliar terhadap PDB di kawasan tersebut, serta menciptakan hampir 900.000 lapangan kerja baru melalui solusi terpadu di sektor energi, air, limbah, dan transportasi.

Baca Juga: Sasar Investor Agresif, AllianzGI Gandeng Standard Chartered Indonesia

Bagi Indonesia, laporan ini menyoroti peluang besar di bidang ketahanan air, pengelolaan limbah, dan pengembangan ekonomi sirkular, Dimana semuanya merupakan area yang penting dalam mencapai target pembangunan infrastruktur berkelanjutan nasional.

Laporan ini juga menekankan perlunya percepatan modernisasi jaringan listrik, perluasan pembiayaan campuran, serta penguatan kolaborasi publik-swasta untuk menutup kesenjangan pembiayaan yang ada.

Para panelis dalam forum tersebut membahas berbagai solusi konkret untuk mempercepat investasi di sektor air dan limbah di Indonesia. Topik yang diangkat mencakup penerbitan obligasi hijau, pembiayaan campuran (blended finance), serta mekanisme pembiayaan transisi yang dapat menurunkan risiko proyek dan menarik minat investor institusional.

Diskusi menyoroti pentingnya sinergi kebijakan dan kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan kelayakan proyek sekaligus mendukung target pembangunan berkelanjutan dan iklim jangka panjang Indonesia. Para panelis juga menekankan perlunya kejelasan kebijakan, standarisasi proses pengadaan, dan penguatan tahap persiapan proyek agar modal swasta lebih aktif berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur hijau.

Sesi diskusi menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Tim Anderson (CEO Indonesia, ACWA Power), Kenichi Ishikawa (President Director, PT Summit Niaga/Sumitomo Group Companies), Rizki Hasan (CEO, Indonesia Infrastructure Finance), dan Jaclyn Dove (Managing Director, Sustainable Finance & Head of Strategic Initiatives, Standard Chartered). 

Selanjutnya: Summarecon Gelar Operasi Katarak Gratis

Menarik Dibaca: Lapar Tengah Malam? Ada Promo HokBen Special Deals 24 Jam Makan Berdua Hemat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×