Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso sebelumnya mengatakan, tidak ada resiko yang akan ditanggung bank peserta. Restrukturisasi kredit UMKM memang akan jadi jaminan bank bank yang kekurangan likuiditas untuk bisa dapatkan bantuan itu.
" Tidak ada resiko karena bank jangkar tidak bertanggung jawab atas debitur yang direstrukturisasi, itu tetap tanggung jawab bank yang menjaminkan. Justru bank dapat profit," ujarnya saat rapat bersama Komisi XI, Rabu (6/5).
Baca Juga: Indeks sektor keuangan anjlok 2,33% hari ini, tiga saham bank besar dijual asing
Tidak dijelaskan dengan rinci bagaimana skema bank jangkar bisa dapat untung. Sementara pricing pinjaman likuiditas itu masih dalam pembahasan OJK, BI dan Kementerian Keuangan.
Namun, Wimboh memastikan rate-nya tidak boleh lebih rendah dari fasilitas BI agar tidak menimbulkan moral hazard. "Sebab jika lebih murah dari fasilitas BI, bank malah menjadi first resort, bukan jadi yang terakhir," Pungkasnya.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai skema bank jangkar bakal bantu likuiditas, baik buat bank jangkar sendiri maupun bank pelaksana. “Di tengah maraknya restrukturisasi, tambahan likuiditas pasti akan sangat berguna,” katanya.
Baca Juga: Ada corona, pembiayaan multifinance masih tumbuh 2,49%
Meski begitu, Hans bilang skema itu sejatinya belum cukup membantu pemulihan ekonomi. Perlu ada stimulus langsung kepada pelaku usaha. Misalnya seperti bantuan likuiditas di AS bagi maskapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News