Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah tekanan makroekonomi pada semester II-2025, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) tetap memandang optimistis prospek pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2025..
Per September 2025, Allo Bank mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 8,48 triliun atau naik 15,58% secara tahunan (year-on-year/YoY). Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, capaian tersebut lebih baik dibanding penurunan 13,49% YoY pada Agustus 2025.
Pun, Head of Corporate Secretary Allo Bank Stacey Aryadi Suryoputro menegaskan, bank masih memiliki ruang ekspansi yang kuat berkat kinerja solid pada segmen ritel dan wholesale.
Baca Juga: Jalur Distribusi Pialang Asurans Jadi Penyumbang Terbesar Premi Asuransi Umum
“Industri perbankan memang menghadapi sejumlah headwinds pada paruh kedua tahun ini,” sebut Stacey saat dihubungi Kontan, Jumat (21/11/2025).
Namun, lanjutnya, sejak awal tahun kontribusi utama pertumbuhan pendapatan Allo Bank masih berasal dari optimalisasi kredit, khususnya segmen retail melalui PayLater yang terus tumbuh baik dari sisi jumlah nasabah maupun volume transaksi.
Menurutnya, kondisi makro yang kurang kondusif bukan menjadi alasan untuk menahan penyaluran kredit. Justru, itu menjadi momentum untuk mengkalibrasi strategi secara lebih selektif, presisi, dan berbasis data.
“Dalam setiap siklus ekonomi, selalu ada ruang untuk bertumbuh selama kita melangkah dengan disiplin risiko dan ketepatan analitik,” kata Stacey.
Untuk mempertahankan pertumbuhan kredit, Allo Bank mengandalkan dua motor utama, yakni segmen ritel berbasis aplikasi dan segmen wholesale yang menyasar pembiayaan modal kerja dan investasi kepada debitur bereputasi baik.
Pada segmen ritel, Stacey menjelaskan bahwa Allo Bank memiliki sistem credit scoring yang terus diperbarui secara real-time.
“Kami melakukan fine tuning secara konsisten, mengintegrasikan indikator makroekonomi, data perilaku digital, hingga sinyal pasar ke dalam proses underwriting masing-masing segmen PayLater,” ujarnya.
Pendekatan tersebut, menurutnya, memungkinkan Allo Bank tetap menyalurkan kredit kepada segmen ritel yang paling resilient dengan risiko terukur dan kualitas aset yang terjaga.
Di sisi lain, perseroan juga memperkuat ekspansi di pembiayaan produktif, terutama pada sektor-sektor dengan prospek jangka menengah-panjang yang masih solid.
“Kami menjaga keseimbangan portofolio dengan meningkatkan porsi wholesale dan SME. Prinsipnya jelas: tumbuh berkelanjutan dengan kualitas aset yang tetap prima,” tutur Stacey.
Allo Bank menargetkan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di atas rerata industri perbankan nasional. Optimisme ini didukung oleh tingginya pertumbuhan kredit retail berbasis digital serta peningkatan penyaluran kredit wholesale melalui skema sindikasi.
“Momentum pertumbuhan kredit ritel dan wholesale saat ini masih kuat, sehingga kami cukup yakin dapat mempertahankannya,” kata Stacey.
Selanjutnya: Jalur Distribusi Pialang Asurans Jadi Penyumbang Terbesar Premi Asuransi Umum
Menarik Dibaca: 5 Penghuni Kripto Top Gainers 24 Jam, Kaspa yang Melejit 15% Salah Satunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













