kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Strategi Bank Asing Bertahan di Segmen Bisnis Ritel Konsumen


Jumat, 24 November 2023 / 05:25 WIB
Strategi Bank Asing Bertahan di Segmen Bisnis Ritel Konsumen
ILUSTRASI. Ki-ka : Direktur Treasury & Capital Market CIMB Niaga John Simon, Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara, Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat, Direktur Business Banking CIMB Niaga Rusly Johannes dan Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi berbincang usai Peluncuran Sistem Kustodian Baru CIMB Niaga di Jakarta, Rabu (25/10/2023).? Strategi Bank Asing Bertahan di Segmen Bisnis Ritel Konsumen


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Persaingan bank asing berebut kue bisnis ritel di industri perbankan Indonesia memang kian sengit, pasalnya bank asing dinilai kalah saing dari bank-bank lokal terutama bank Himbara milik BUMN dan bank-bank swasta nasional yang sudah memiliki pangsa pasar lebih luas di dalam negeri.

Alhasil sejumlah bank asing berubah haluan dalam menentukan fokus bisnisnya dan memilih untuk menggarap segmen wholesale banking dengan menargetkan nasabah korporasi. Seperti Citibank dan juga Standard Chartered Bank yang mengalihkan bisnis ritel konsumennya kepada bank lain.

Di sisi lain meski bank-bank asing tersebut berubah haluan, namun beberapa bank asing maupun bank yang sahamnya dimiliki oleh asing yang masih tetap bertahan menjalankan bisnis ritel dan terus menggenjot pertumbuhannya saban tahun. 

Baca Juga: BFI Finance (BFIN) Berencana Terbitkan Obligasi Rp 6 Triliun di Tahun 2024

Pengamat perbankan, Senior Vice Presiden Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan mengatakan dengan jumlah populasi Indonesia yang banyak dan ekonomi yang bertumbuh, membuat para perbankan masih gencar dalam mengincar segmen bisnis ritel.

Seperti PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) yang memiliki komitmen untuk menggenjot bisnis ritel dengan melakukan penguatan implementasi layanan perbankan dan non perbankan kepada nasabah individu mau pun bisnis untuk terus meningkat.

Asal tahu saja, baru-baru ini pada 14 November 2023 lalu, OCBC telah resmi memperkenalkan 'OCBC' sebagai nama merek dan logo terbaru yang berlaku di seluruh Indonesia.

"Perubahan ini merupakan penguatan implementasi dari komitmen tersebut," kata Direktur OCBC Indonesia, Andrae Krishnawan, kepada Kontan, Kamis (23/11).

Baca Juga: Prospek Ciputra Development (CTRA) Ditopang Skema Pengembangan Joint Operation

Andrae menyebut dengan Group sinergi ini tentunya akan semakin memaksimalkan konektivitas layanan antar negara melalui kapabilitas Grup OCBC regional yang tersebar di 19 negara dengan jaringan lebih dari 410 cabang, sehingga akan semakin meningkatkan privilege skala Regional bagi nasabah Indonesia.

"Kami akan melanjutkan proses transformasi yang mencakup transformasi yang didukung teknologi, melakukan penyelarasan antara sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki Bank dengan teknologi pendukung untuk mencapai target bisnis, memperkuat branding dan komunikasi yang efektif," kata dia

Sementara itu, bank asal Malaysia ini misalnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) terbukti masih eksis menjalankan bisnis ritel bank di Indonesia. Bahkan CIMB Niaga menjadi salah satu bank dengan bisnis ritel terbesar.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan mengatakan pihaknya lebih aktif menargetkan segment bisnis ritel sejak beberapa tahun terakhir.

"Kami menjadi salah satu retail bank besar di Indonesia, dan telah menyumbangkan profitability dan return yang bagus untuk stakeholders," kata Lani kepada Kontan, Rabu (22/11).

Baca Juga: Investor Kakap Lepas Saham Perbankan, Begini Kata Analis

Lebih lanjut Lani bilang CIMB Niaga juga telah menyumbang baik sisi profitability, service dan juga inklusifitas keuangan bagi perekonomian Indonesia lewat berbagai produk ritelnya.

"Ke depannya kami sudah menetapkan strategi untuk untuk fokus di customer experience,  produk yang relevant," kata dia.

Lani merinci dalam beberapa tahun ini pertumbuhan kredit ritel CIMB Niaga dikisaran 8%-10% YoY di tahun 2024.

Senada, PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) juga masih terus menggenjot pertumbuhan bisnisnya di segmen ritel saban tahun

Direktur Bisnis JTrust Bank Widjaja Hendra mengatakan JTrust Bank akan tetap menjalankan bisnisnya membangun bisnis retail, termasuk di segmen KPR dan Employee Benefit Program (EBP), yakni program kerjasama bank dengan suatu badan usaha perusahaan/instansi/koperasi karyawan yang teraliansi dengan perusahaan.

Hingga saat ini Widjaja mengatakan untuk segmen EBP, JTrust Bank masih akan terus bekerja sama dengan nasabah existing maupun yang berada di bawah naungan nasabah existing.

Baca Juga: Ada BBRI dan BBNI, Intip 10 Saham Net Buy Terbesar Asing pada Rabu (22/11)

"Bank JTrust Indonesia tetap akan bangun business retail terkait KPR dan EBP dengan bekerja sama dengan developer-developer kuat yang ada di daerah seperti di Jabodetabek dan Bali," kata Widjajaj kepada Kontan, Rabu (22/11).

Widjaja sendiri merinci target pertumbuhan untuk segmen KPR dan EBP JTrust Bank berada di kisaran 15%-20% YoY di tahun 2024 mendatang.

Semantara itu, bank milik Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) yakni PT Bank BTPN Tbk (BTPN) juga akan memanfaatkan sinergi SMBC untuk menggenjot bisnis ritelnya.

"Stakeholder kami dalam hal ini SMBC tentu kita dalam menjalankan bisnis melakukan sinergi jika ada kesempatan baik organik maupun anorganik tetap kita evaluasi jadi tidak membatasi pertumbuhan baik organik maupun anorganik," kata Direktur Utama PT  Henoch Munandar kepada Kontan, Rabu (22/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×