kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Strategi bank kecil cetak pertumbuhan dobel digit di 2018


Minggu, 14 Januari 2018 / 14:26 WIB
Strategi bank kecil cetak pertumbuhan dobel digit di 2018
ILUSTRASI. Bank Harda


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank kecil berusaha mencetak pertumbuhan di tahun ini. Beberapa bank kecil bahkan menargetkan pertumbuhan kredit ambisius yaitu dua digit setelah pada tahun lalu tercatat negatif.

Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina mengatakan, pada 2018 pihaknya menargetkan kredit tumbuh 15% secara tahunan atau year on year (yoy) dan laba sebesar Rp 28 miliar. Proyeksi kinerja 2018 yang membaik seiring pertumbuhan ekonomi yang membaik.

"Proyeksi laba 2018 naik dari realisasi 2017 Rp 11,5 miliar," kata Edy kepada Kontan.co.id. 

Sementara Barlian Halim, Direktur Utama PT Bank Harda Internasional menargetkan pertumbuhan kredit 24,4% secara yoy dan laba naik 46% yoy.

"Bank Harda selalu menjaga keseimbangan liabilitas dan aktifa sehingga aktiva dan rentabilitas terjaga," kata Barlian.Bank

Adapun Bank Victoria memproyeksi pertumbuhan kredit 15% yang difokuskan ke kredit UKM. Untuk Bank of India Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit 10% dan target laba Rp 80 miliar di tahun ini.

Benny Purnomo, Presiden Direktur Bank MNC menargetkan pertumbuhan kredit 10%. "Kami tetap fokus ke pasar konsumen," kata Benny.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank kecil pada 2017 lalu mencatat pertumbuhan laba dan kredit negatif. Laba bank BUKU II dan I masing-masing Rp 8,7 triliun (turun 12% yoy) dan Rp 642 miliar (turun 31% yoy).

Penurunan laba ini karena pendapatan bunga bersih yang turun. Turunnya pendapatan bunga bersih ini karena terganggunya fungsi intermediasi.

Pertumbuhan kredit bank BUKU II dan I masing-masing Rp 517 triliun (turun 8% yoy) dan 41,5 triliun (turun 36% yoy). Turunnya pertumbuhan kredit ini salah satunya disebabkan karena risiko kredit yang masih tinggi.

Rasio kredit bermasalah (NPL) bank BUKU II dan BUKU I masing-masing 3,5% dan 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×